Share

Pergi

Firman tertawa menggelegar. “Ngelawak kamu kan, Sep?”

Sementara Delia sudah terduduk lemas di salah satu kursi terdekat.

“Bu, kok lama?” Faisya akhirnya muncul. “Loh ada Ibu Septi juga?”

Ketiga orang dewasa di situ saling melirik satu sama lain.

Faisya berlari mendapatkan Delia. “Bu, udah siang nih, nanti kalau Fa terlambat sekolah gimana?”

Delia melirik Firman. Lelaki itu terpekur, jelas sekali dia menahan beban yang maha berat. “Ayok, Ibu siapkan air hangatnya ya.”

Faisya bersorak. Dia menarik tangan Delia untuk pergi ke belakang.

“Kamu mau tau siapa bapak Faisya yang sebenarnya?” Septi dengan nada tercampur tawa, bertanya. Di telinga Firman terdengar begitu mengejek.

“Omong kosong apa kamu, Sep. Kamu itu hanya ingin memperkeruh suasana, iya kan? Seneng melihat aku makin terpuruk.”

Septi mengumbar tawa. “Ya terserah sih kalau kamu enggak percaya. Tapi yang sebenarnya ibumu tau.”

Firman tersengat kaget.

“Kamu boleh tanya ibumu sendiri, kalau kamu enggak percaya sama aku. Ngomong-ngom
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status