Share

Pertemuan Tak Terduga

Emma perlahan membuka mata, sinar matahari masuk dari sebuah lubang dan langsung menyinarinya. Dia menegakkan tubuhnya, dia melihat sekeliling hanya ada gua batu dan aliran sungai. Saat dia terbangun dia sudah terdampar di tepi sungai dengan gaun bawahnya yang sudah basah oleh air.

“Ini…”

“Cepat! Persembahan sudah dikirimkan.” Sebuah suara pria muncul entah dari mana, membuat Emma yang belum sempat mencerna keadaan terpaksa bangkit dan bersembunyi. Dari persembunyiannya dia melihat empat orang pria sedang memeriksa sampan tempatnya dihanyutkan.

‘Mereka sedang mencariku?’ Batin Emma. Dalam hitungan detik Emma menutup mulutnya rapat-rapat kala ada seekor kalajengking disebelahnya. Meski dia takut dengan hewan tersebut, demi keselamatannya dia akan tetap diam.

“Persembahan hilang! Gawat bagaimana ini?”

“Tuan pasti marah besar.”

“Cepat berpencar! Kita harus mencarinya sampai dapat.”

Emma mendengarkan dengan seksama percakapan para pria tersebut, dia sedikit mengintip dan memastikan situasinya sudah aman. Saat dia akan melangkah keluar, Kalajengking itu juga berlari keluar membuat Emma terkejut dan terpeleset.

“Aa…” Emma terjatuh masuk kedalam saluran air dalam gua, tempat itu mirip dengan saluran menuju air terjun.

Byurr

Emma terjun ke sebuah kolam, dia segera bangkit dan memunculkan tubuhnya dari air karena dia tidak bisa bernafas. betapa terkejutnya dia saat muncul dari air, di hadapannya sudah ada seorang pria mengenakan pakaian hitam tipis dan sedikit transparan.

Jarak mereka hanya beberapa senti saja.

‘Tampan,’ Sontak Emma seketika terpana dengan ketampanan pria di depannya. Pria itu menatap Emma dingin dan sedikit mengerutkan dahinya kebingungan. Emma yang sadar berkata, “Maaf, aku terpeleset. Maaf ya.”

Emma berusaha melangkah untuk keluar dari kolam tersebut, namun lantai kolam yang licin membuatnya terpeleset sekali lagi. Emma reflek menarik pakaian pria itu bertujuan menahan dirinya agar tidak tercebur. Namun pria itu malah ikut tercebur masuk kedalam air.

“Emp...” Mata Emma terbelalak kala merasakan daging kenyal menempel dengan bibir ranumnya. Ternyata bibir pria itu tanpa sengaja menempel dan mencium Emma. Beberapa saat kemudian Emma menggerakan tubuhnya panik karena dia kehabisan nafas selain itu dia tidak bisa berenang.

Pria itu dengan sigap melingkarkan tangannya ke pinggang Emma dan menariknya keluar dari air. Nafas Emma menderu, dia merasa jantungnya berdebar kencang merasakan tangan pria itu yang setia dipinggangnya.

Tanpa menunggu nafasnya stabil Emma melangkah dan keluar dari kolam tersebut tanpa sepatah kata pun. Pria itu menatap datar punggung Emma yang semakin menjauh kemudian, sedikit senyum terukir di wajahnya. ‘Gadis yang menarik.’

“Tuan Erland,” Seeorang pria tampan lainnya datang, dia adalah orang kepercayaan pria tersebut. Ya, Erland adalah Sang Penguasa Kegelapan yang sering warga desa sebut sebagai Dewa Pelindung.

“Ada apa Nathan?” Erland bertanya dengan nada datar sembari terus menatap jalan keluar yang Emma lewati. Pengawal bernama lengkap Nathan Frey itu sedikit ragu untuk membuka mulutnya, karena konsekuensinya akan berat jika dia melaporkan nya.

“Cepat katakan!” Erland mengubah posisinya, menoleh dan menatap Nathan. Orang yang ditatap sedikit gugup dan berkata, “Persembahan… hilang tuan.”

“Aku tahu.” Jawab Erland dengan nada datar sembari melangkah keluar dari air. 'Sudah tahu?' Nathan menatap punggung Erland kebingungan.

Bagaimana dia bisa tahu?

Nathan mengikuti Erland masuk ke dalam sebuah ruangan, dia terdiam menatap bayangan Erland dan masih berpikir apa yang akan dia dapat kali ini. Nathan berlutut di hadapan Erland saat tuannya itu sudah selesai berganti pakaian. “Saya lalai menjalankan tugas, hukum saya tuan!”

“Sudahlah pergi cari dia.” Suara datar Erland membuat Nathan terkejut, bagaimana bisa tuannya memaafkan sebuah kesalahan fatal seperti itu. Biasanya dia pasti akan dihukum cambuk 1000 kali, Nathan melaksanakan perintah tersebut tanpa mengatakan apapun.

Disis lain Emma sedang berjalan-jalan di dalam kediaman Erland dengan santai. Dia tetap aman meski banyak penjaga dan pelayan yang melintasinya, dia cukup terkejut namun itu juga hal bagus. Karena tidak sembarang orang yang diijinkan masuk kesana, sehingga para penjaga menganggap Emma mendapat ijin dari Erland.

Saat menelusuri sebuah lorong gelap yang hanya ada cahaya dari beberapa api obor saja, dia menemukan sebuah ruangan yang sangat mencurigakan. Dia memegang, menempelkan telinganya bahkan berusaha mengintip isi ruangan tersebut. Si*lnya dia malah bertemu dengan seorang pria.

“Tangkap dia!” Pemilik suara itu adalah Nathan yang sedang memburunya, Nathan merasa beruntung bisa menemukan persembahan yang hilang dengan cepat. Emma yang sadar segera berlari menghindari Nathan dan beberapa pengawal yang dia bawa.

“Lepaskan aku!” Sayangnya Emma tertangkap dengan mudah, alasannya karena da hanyalah manusia biasa sedangkan mereka yang menangkapnya adalah manusia yang memiliki sebuah kekuatan sihir. Emma dibawa ke sebuah penjara batu, dia di lempar kedalam sel dengan kasar.

“Agh!” Hal itu membuat kaki Emma berdarah karena tergores oleh salah satu batu di tempat itu. Nathan menatap Emma dengan tatapan dingin meski dia tah Emma sedang kesakitan.

‘Sungguh pria tidak berperasaan!’ Gumam Emma namun, Nathan berbalik begitu saja tanpa menggubris ucapannya tadi.

Saat malam tiba, seseorang berjubah hitam menyentuh lantai datang menjenguk Emma, wajah nya yang tertutupi tudung hitam membangkitkan rasa penasaran Emma. Namun penampilan orang itu membuatnya bergidik ngeri. Bulu kuduknya berdiri, perasaan takut menyelimuti dirinya, dia takut kali ini akan benar-benar mati.

“K-kamu siapa?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status