Share

Bab 38 : Di Dalam Kamarnya

Aku menunda membawa piring kotor kami ke dapur. "Ya, kalau bukan lelaki, siapa lagi yang memakmurkan masjid pada waktu shalat fardhu? Masak wanita? Wanita justru afdhal-nya shalat di rumah," jelasku panjang lebar.

"Oh, gitu?"

"Dulu, Rasulullah bilang kepada para shahabat bahwa ingin sekali membakar rumah para lelaki yang shalatnya di rumah, tidak mau ke masjid."

"Wow!" serunya kaget.

"Nah, makanya, Bang ... sebagai lelaki, mesti shalat ke masjid. Hehehe ...."

"Kalau rumahnya kebetulan jauh dari masjid, bagaimana? Gak bisa terkejar waktunya shalat berjama'ah, dong?" tanyanya.

"Kalau sudah tahu jauh dari masjid, maka harusnya datang lebih awal, Bang. Lagian masjid di sini 'kan gak jauh," kilahku.

"Oke-oke ... in syaa Allah kalau Abang sudah boleh jalan lagi, ya."

Aku melebarkan senyuman dan mengangguk, kemudian bangkit, dan membawa piring kotor kami ke dapur. Aku hanya meletakkan piring tersebut di dalam wastafel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status