Share

Malaikat Lain

Mahesa menghentikan langkahnya. Terlihat Zaenal melangkahkan kaki keluar dari ruang guru, sambil menyalami Bu Lena. Ia menunduk, tangannya bergetar, juga berkeringat. Ayahnya hanya lewat sambil memandanginya. Tak lama, sebuah sentuhan halus mendarat di bahunya. Dilihatnya Bu Lena sudah ada di hadapan. Seperti biasa, ia berdiri di lututnya, memberikan senyum tercerah untuk Mahesa.

“Besok belajar sama Ibu setelah pulang sekolah, ya? Tadi Papa udah izinin.”

Mahesa terdiam, memandang mata cokelat nan bulat yang terlindungi oleh bulu mata panjang dan lentik.

Ia mengangguk, sayangnya Bu Lena tidak bisa melihat, hatinya ikut tersenyum. Bagaikan ada bunga-bunga berjatuhan di dalamnya.

***

Mahesa masih terpaku, memandangi mata cokelat bulat, tetapi bukan menghiasi wajah Bu Lena, guru kesayangannya, menghiasi wajah Wibi.

“Echa …” sapa Wibi lembut, sembari menyentuh punggung tangan perempuan itu lemah.

“A!” Mahesa berteriak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status