Share

74. Skenario Teman

"Hilda, kita pulang yuk! Kakak sudah menunggu kita," kata Fitri dengan gemas, berdiri ngeulurkan kedua tangannya untuk menggendongnya. Dengan wajah lucu dia menolak dengan gelengan.

"Gendong Ayah," celoteh Hilda menggemaskan.

"Lihat tuh, Akram. Anakmu di kasih jampi-jampi apa bisa-bisanya lengket seperti itu?" tawa Farid menggelegar melihat kelakuan keponakan kecilnya.

"Entahlah, Kak. Dia yang selama ini mengikatku dan menyadarkanku. Mereka membutuhkanku, aku merasa beruntung di butuhkan mereka. Kepergian kedua anakku kemarin sudah mengajarkan banyak hal terutama tentang kasih sayang dan kepercayaan," jawab Akram menerawang.

"Issh ... sudah kakak hanya bercanda, kenapa jadi mengingat kenangat tak mengenakan. Songsonglah masa depan dan masa lalu dijadikan sebagai pembelajaran. Pulang yuk, sudah hampir maghrib. Indah tanggung jawabmu, Al," ucap Farid.

Farid menyerahkan tubuh mungil Hida ke Akram, dan kini mulutnya mendekat tepat di telinga Aldo sambil berbisik, "Ingat, dia saat ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status