Share

Bab 120: Bukan Laki-Laki Impian

Dana melirik Satya. Ia bisa merasakan sikap kurang bersahabat yang ditunjukkan lelaki itu. “Kayaknya sudah selesai. Tinggal Rena saja, tapi tinggal 20%. Makanya dia nggak pengen diganggu.”

Dehaman Satya menghentikan percakapan mereka. Ia menatap kesal Dana yang di matanya terlihat menikmati pembicaraan dengan Lintang. Sebagai laki-laki, ia bisa melihat tatapan mendamba di mata Dana.

“Ehm, sorry, Lin, aku duluan.” Dana menyalami Satya. “Yuk, Mas.” Ia tersenyum lalu berjalan menjauh. Rehat di Pantai Embuhanga sudah menjadi rencananya sejak awal dan harus dikacaukan dengan kedatangan Lintang dan Satya sehingga ia harus pergi sesegera mungkin. Melihat dua orang yang sedang nandang kasmaran hanya membuat hatinya sakit.

“Kamu kalau ada Dana, suami sendiri dianggap lalat,” gerutu Satya. Ia memperlebar jarak dengan Lintang, berjalan lebih ke tengah.

Lintang melongo. Buru-buru disusulnya sang suami. “Aku cuma nggak nyangka ketemu Mas Dana di sini.” Lintang meraih jemari kokoh Satya dan mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status