Share

Bab 89

Lagi pula dilihat dari reaksi Winda barusan, dia tidak terlihat seperti sedang baik-baik saja.

“Ya sudah, kamu yang paling tahu batas diri sendiri,” keluh Julia. “Kamu rawat saja dulu lukanya. Kalau lukanya sudah sembuh, baru aku kasih kerjaan baru.”

“Makasih, ya, Kak Julia,” jawab Winda.

“Yuk, aku antar kamu pulang.”

“Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri,” kata Winda seraya memainkan kunci mobil di tangannya.

Julia mengalihkan matanya ke pergelangan kaki Winda yang terluka dengan ekspresi serius, lalu dia pun berkata, “Kaki kamu sakit begitu masih bisa nyetir sendiri? Bercanda saja kamu ini! Nggak boleh, bisa aku yang ….”

“Kak Julia, serius, nggak usah repot-repot,” sela Winda, kemudian tanpa menunggu balasan dari Julia, dia langsung berjalan dan membuka pintu, “Aku jalan dulu, ya.”

Winda berdiri di depan ruang kantor dengan kepala menghadap ke atas sembari menarik napas panjang, berusaha menahan air mata yang hendak menetes. Jelas tidak mungkin Winda tidak peduli dengan itu, dia hanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status