Bab 40 Berakhir atau lanjut.
"Sayang, aku cuma bercanda, ampuuun, udah adzan nanti kesiangan," Evellyn memberontak menggeleng-gelengkan wajah saat Arkan mencoba menciuminya.Arkan bangun dan membopong istrinya menuju kamar mandi, kebiasaannya sebelum solat selalu mandi pagi.Evellyn meraba bekas luka di bagian perut suaminya ketika menggosok tubuh Arkan."Sayang, kamu terluka." Evellyn mengelus luka tersebut."Tak apa nanti juga sembuh," ujar Arkan."Maaf ya, sayang," ucap Evellyn lagi.Setelah selesai melakukan ibadah kepada Tuhannya. Arkan naik lagi keatas tempat tidur." ko tidur lagi? Emang libur?"Sini."Arkan menjentikkan jarinya menyuruh Istrinya mendekat."Aku mau bikin kopi." Seperti biasa lelaki itu tak ingin di bantah. Arkan diam, memandang istrinya yang sedang melipat mukena.Evellyn seoalah abai pada tatapan suaminya dia berlalu ke arah pintu tetapi dengan sigap Arkan loncBab 41. kejutan jadi petaka.Wanita itu masuk dan duduk di pangkuan suaminya, netranya melirik sesuatu di kolong meja suaminya. "Makan, yuk," ajak Evellyn. Dengan cepat Arkan mengangguk dan pergi keluar kantor. "Sayang tadi ada tamu siapa? " tanya Evellyn saat memasuki lift. "Biasa kolega," jawab Arkan sedikit menekan intonasi bicara agar tak terdeteksi berbohong. Dia mengambil telpon selularnya mengirimkan pesan pada Indah untuk membuang hadiah yang tadi di berikan Allena. "Eve. Kau mau makan apa? " tanya Arkan saat mereka memasuki mobil. "Apa saja," jawab Evellyn acuh. "Makanan jepang mau? " tanya Arkan lagi memastikan sebelum mobil keluar dari area parkir. "Hari ini aku sedang tak ingin makan itu," ucap Evellyn memperhatikan kuku tangannya."Lalu, mau apa? " tanya Arkan lagi, masih mode sabar. "Kan aku bilang apa aja, sayang." Evellyn merangkul suaminya dan menyandarkan kepala di dad
Bab 42. Sama-sama Marah. Evellyn terjingkat mendengar suara Arkan yang menggelegar, baru kali ini dia melihat dan mendengar Arkan marah dengan mengeluarkan suara keras. Wanita berhidung bangir itu memundurkan langkah ketika suaminya melangkah maju mendekatinya dengan tatapan marah. Dengan keras Arkan menarik istrinya ke dalam kamar mandi dan menghapus seluruh make up diwajah istrinya. Bahkan dia tak menghiraukan rintihan istrinya yang mengatakan dia menyakitinya. Hanya tangisan Evellyn yang terdengar, Namun hati lelaki itu seperti mengeras. Tak ada belas kasih. Setelah selesai menghapus riasan wanitanya lelaki tampan yang terlihat begitu marah itu mengganti pakaian istrinya. Arkan pun keluar dari kamar membawa bantal dan selimut setelah memberingkan Evellyn dan menyelimutinya, dia tak habis pikir apa yang ada dipikiran istrinya.Evellyn menangis sepanjang malam, mereka melewati malam dengan perut kosong dan tidur t
Bab 43 Ngedate. "Kayanya kalau rencana kita dijalankan aku harus risaign dari kantor, gak mau aku liat Pak Ervan terus, nanti bukannya dia yang galau jadi aku yang galau, " ucap Indah lesu.Tempat Indah kerja sekarang merupakan perusahaan bonafid, sulit sekali bisa berada di sini, jika Indah memutuskan risain akan kerja di mana? mana ada perusahaan yang menerimanya tanpa alasan, dan tanpa surat keterangan bekerja dengan baik diperusahaan ini, pikir Indah. "Ya sudah kita pikirkan matang-matang dulu," ucap Lirna sebelum memutuskan sambungan telpon. Setelah menyantap makan siang yang disiap kan Indah tadi Evellyn berkemas pulang, sebelum ia pulang Arkan memanggil Indah dan memberi ultimatum jika Allena datang katakan ia tak ingin Allena muncul lagi dihadapan Arkan. Lelaki itu pun menelpon security front office agar tak memperbolehkan Allena masuk ke dalam gedung, dan juga dia menelfon Ervan untuk memberikan peringatan
Bab 44 Bagaimana Rasanya? Senja menyapa, mereka pun terlihat lelah. "Kak, Tuan, Terimakasih ya, " ucap Indah saat mobil Arkan melintas."Kenapa mereka belum pulang?" tanya Evellyn pada lelaki tampan di sampingnya. "Belum deal, siapa yang akan diantar pulang duluan," ucap Arkan rileks. "Sini," Arkan menepuk dadanya."Iissshhh, aku berkeringat bau juga," ucap Evellyn risih di suruh mendekati lelakinya. Arkan hanya melirik istrinya, tanpa berkata Evellyn pun beringsut menggeser pantatnya mendekati suaminya, dihirupnya dada suaminya saat kepalanya sudah dia sandarkan pada dada bidang suaminya. Orang kaya biar abis keringetan tetep wangi, monolog Evellyn. Tanpa sadar mereka terlelap, hingga mobil yang mereka tumpangi sudah sampai diparkiran Apartmen. "Tuan," ucap sopir membangunkan tuannya dengan pelan. Arkan mengerjapkan mata, menyadari dia sudah sampai. "Oohh sudah sampai, Pak?""
Bab. 45. Bimbang."Lirna kita harus bicara," ucap Indah lewat sambungan telpon, Indah harus memastikan keputusannya benar."Oohh, oke, lusa kita ketemu di kafe asik jam 6 setelah aku dari kantor," ucap Indah lagi, membuat janji dengan Lirna. "Indah kamu hari ini terlihat tidak bersemangat, ada apa? " tanya Ervan saat wanita yang berprofesi sebagai sekretaris itu membawakannya kopi setelah rapat direksi. "Nggak, kenapa-kenapa, Pak! " jawab Indah lesu. "Makan siang bareng, yuk," ajak Ervan. "Rapatnya 'kan belum selesai Pak, nanti terburu-buru.""Kita makan di kafe bawah, aja," Bujuk Ervan. Netra lelaki tampan itu memandang wanita yang sedang berdiri di hadapannya dengan intens. "Gak usah Pak, nanti dikira kita ada hubungan," ucap Indah dengan suara lirih. "Loh, 'kan kita memang ada hubungan, aku akan segera menikahi kalian," ucap Ervan mantap. In
Bab 46 Yakin. Sore ini Indah menunggu Lirna di Kafe Asyik, ponselnya berdenting, pesan masuk, Lirna mengabarkan terjebak macet, Kota Metropolitan di jam pulang kantor sudah pasti terjadi kemacetan di mana-mana. Penambahan jalanan beraspal 4 jalur tak memberikan efek apapun, karna kendaraan pun bertambah tiap tahunnya, bahkan trotoar tempat pejalan kaki pun tak luput menjadi akses kendaraan roda dua demi menghindari kemacetan yang tak terkendali. Setelah 15 menit menunggu Lirna berjalan dengan tergopoh. Mereka pun bertukar senyum saat bersitatap. "Udah pesen makan belum?" tanya Lirna, yang mendapatkan gelengan kepala dari Indah."Ya udah pesen dulu, aku yang traktir, aku abis dapet uang tip, baru aja landing dari Bali dapet turis dari prancis, ganteng banget, bilangnya masih singgel." Lirna memang supel tanpa di tanya dia akan banyak bercerita, karakternya cocok sebagai tour guide. Indah m
Bab 47. Kehancuran. Hari ini Ervan sibuk menyiapkan makan malam dengan kedua wanitanya."Bos, doain malam ini berhasil, "ucap Ervan pada Arkan. "Sukses, Bro," ucap Arkan dengan senyum simpul. Arkan menunggu Ending lamaran Ervan, sedari dulu Ervan menyukai tantangan menaklukan wanita. Namun, akhirnya kandas saat tau mereka di duakan, alasan Ervan selalu sama dia memacari dua wanita untuk saling melengkapi. Hubungan yang ini, terlama hingga menuju proses lamaran biasanya saat tau mereka didua oleh Ervan, Wanita-wanita itu mengamuk dan meninggalkan Ervan. "Tak usah mengingat masa lalu, Bos, aku tau yang kau pikirkan." Ervan menyesap rokok yang berada dijari tangnnya.Lagi-lagi Arkan hanya tersenyum. "Aku doakan berhasil, kalau gagal terus lah mencoba," ucap Arkan menyemangati sahabatnya. "Kali ini tak mungkin gagal, Bos." dengan percaya dirinya Ervan berkata.
Bab. 48 Baru Tau Rasa. Arkan tertegun melihat penampakan Asisten pribadi plus sahabat dekatnya. "Ada apa dengan Mu kawan? Kurang? modal nikahnya? "Ervan hanya mendengus kesal, Bosnya pasti tau apa yang terjadi pada dirinya."Masalahnya sudah tiga hari kau absen kawan," Arkan memantik roko dan menghisap dalam, dia melempar bungkus rokok ke arah Ervan dan dengan sigap Ervan menangkapnya. Hal yang sama pun dilakukan Ervan. Tak ada percakapan diantara mereka. Arkan meminum kopi kemasan yang disediakan Ervan. "Datangi psikiater agar kau lebih tenang, aku menunggumu di kantor, " ucap Arkan bangkit dan berlalu pergi. ***"Sayang, Indah kemana?" tanya Evellyn, saat ditemuinya orang berbeda yang sedang duduk di meja kerja Indah. "Resign.""Jadi, udah mau nikah mereka bertiga?""Mereka meninggalkan Ervan," jawab Arkan santai. "Ervan sedang tida