Share

Mengorek Masa Lalu

“Minumlah dulu. Kamu kelihatan lelah sekali. Apa ada yang sedang mengganggumu?”

Secangkir teh hangat tersaji di hadapan Nova. Asapnya tipis-tipis masih mengepul di udara. Begitu juga aroma melati yang menguar dari sana menggoda penciuman Nova untuk segera menikmatinya.

“Terima kasih, bu kepala,” jawab Nova.

Wanita itu tersenyum, kerutan di sekitar matanya terlihat semakin jelas. “Panggil saja Bu Retha,” katanya.

Sekian lama mengenal bu kepala, tak pernah sekalipun Nova menanyakan identitas asli. Dahi Nova berkerut bingung, menatap sosok wanita yang telah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu dengan sorot penuh tanya.

“Nama asliku, Margaretha. Orang-orang biasanya memanggilku Bu Retha, kecuali di lingkungan rumah tuan Angga.” Tanpa diminta bu kepala menjelaskan hal yang sudah membuat Nova bingung.

“Oh, astaga. Aku pikir kau sedang menyebut nama orang lain. Aku juga baru menyadari, sekian lama kita saling mengenal, aku tidak pernah tahu namamu, bu.”

“Itu karena aku meminta tuan Angga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status