Share

Bab 17. Amanah Terakhir

Selamat membaca!

Setelah berlari dengan sekuat tenaga sambil menahan rasa sakit di hatinya, Viola pun menghentikan langkahnya dan duduk di sebuah kursi panjang yang berada di taman kampus.

"Pak Devan tega banget sih. Aku udah susah payah masak nasi goreng itu, tapi malah dikasih orang lain." Air mata Viola pun akhirnya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Gadis itu menangis. Meluapkan rasa kesal sambil menundukkan kepala. Kedua tangannya semakin mengepal erat saat ingatannya kembali menampilkan bayangan di saat Silvi memakan nasi goreng buatannya.

"Hai, ada masalah, ya?"

Suara itu terdengar sangat jelas. Membuat Viola seketika langsung menoleh, melihat sosok pria yang sudah duduk di kursi yang sama dengannya.

"William ...." Dengan cepat, Viola menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia tidak ingin di saat sedang menangis ada yang melihatnya.

"Nggak usah malu, ini hapus air mata lo!" Pria berkacamata itu menyodorkan sebuah sapu tangan yang langsung diambil Viola dengan satu tang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
ya ampun Viola. segitunya kamu pengen narik perhatiannya Devan. sampe rela hujan²an biar sakit beneran.. cinta boleh ogeb jangan lah Viola. pak Bimo kenapa ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status