Share

Sumpah Serapah

Hisapan demi hisapan itu seolah membuat candu. Sudah sekian lama ia telah meninggalkan kebiasaannya itu. Namun, entah hari ini. Ia benar-benar butuh ketenangan.

Ingin marah, tetapi bukan salahnya. Ingin membenci, tetapi ia adalah orang yang mustahil dibenci. Ia selalu kalah oleh statement, “Surgaku ada di telapak kakinya.”

Sampai batang terakhir, ia menyadari jika malam sudah semakin larut. Seharusnya Hana sudah terlelap, begitu pikirnya.

Sayangnya, siluet di balik jendela ruang tamunya menandakan jika, ada seseorang yang tengah berjalan menuruni tangga. Ia buru-buru memadamkan rokoknya. Mengibaskan piyama, berharap itu mampu menghilangkan jejak abu dari aksinya barusan. Ia lupa jika, aroma khas roko sudah melekat di tubuhnya. Bahkan ji

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status