‘’Maafkan Valerie baru mengunjungi mama, ya.’’ Valerie berkata dengan nada lirih.
Walau Vira terlihat bugar, tapi Valerie tau bila Vira sangat kesepian dan juga turut sedih atas nasib malang Valerie.
‘’Tidak apa-apa, Nak. Delia sering memberitahu mama tentang kamu, itu sudah cukup bagi mama.’’
Vira mencoba tersenyum walau sebenarnya sulit. Khususnya saat melihat Ryan sedang bermain bersama Inah dan Pak Sena.
‘’Tapi Valerie janji akan lebih sering main ke sini.’’
‘’Lebih sering? Kamu tidak mau tinggal di rumah ini lagi, Val?’’
‘’Aku udah di rumah sakit nih, Val. Kamu di mana?’’ seru Delia di telepon.‘’Sebentar lagi aku sampai. Kamu di mananya?’’‘’Aku di halaman rumah sakit nih. Kamu ke sini ya.’’‘’Pak, berhenti di sana,’’ Valerie sudah melihat Delia dengan dress hijaunya. ‘’Aku di belakangmu,’’ kata Valerie sambil memberikan ongkos pada supir.‘’Kamu telat lima menit,’’ seru Delia menghampiri Valerie yang baru saja keluar dari kendaraan roda empat itu.‘’Maaf, Del. Tadi aku ke rumah mama dulu—’’
‘’Mas, tolong aku kasih tau di mana Delia.’’Kedatangan Leo ke kantor memang bukan untuk bekerja, melainkan untuk bertemu Rendi. Tidak dilihatnya Delia selama Leo menetap di kediaman Rendi, membuat Leo yakin bila Delia tidak kembali ke Solo. Melainkan tinggal bersama Valerie.‘’Ck, kamu ninggalin kerjaan seenaknya. Pindah ke Kalimantan dan membuat aku harus mengurus cabang di Jakarta. Dan sekarang, kedatanganmu malah menanyakan istriku dan bukan pekerjaanku?’’‘’Tadi pagi aku nyariin kamu, Mas. Tapi kata Kak Alin kamu sudah berangkat ke kantor.’’‘’Memangnya aku mau kemana lagi? Aku sibuk hanya di dua tempat. Kantor dan r
Srrrtt…Rendi menghentikan laju mobil di seberang jalan sebuah rumah mewah bercat putih. Namun, baik Leo maupun Rendi, keduanya tak langsung turun dari kendaraan.‘’Delia ada di sana. Juga Valerie,’’ ucap Rendi sambil menurunkan jendela.‘’Ini rumahmu?’’‘’Bukan. Ini rumah yang dihadiahkan papi atas kelahiran Ryan,’’ papar Rendi. Ia tau karena ia lah yang merekomendasikannya pada Arka.Dalam hati begitu lega, karena akhirnya Leo telah mengetahui di mana Valerie.‘’Mas, aku sangat berterimakasih padamu,’
‘’Pak, tolong berhenti. Itu sepertinya teman saya.’’Tidak sengaja Valerie melihat Nathan di jalan. Sedang berkutat dengan ban dan dongkrak sendirian.‘’Nathan,’’ Valerie mengeluarkan kepalanya saat mobil berhenti tepat di sebelah laki-laki berkemeja putih itu.‘’Val,’’ Nathan lekas berdiri. ‘’Mobilku tadi bannya kempes. Dan aku langsung menggantinya. Tapi sekarang sudah selesai.’’‘’Oh, aku kira kamu butuh bantuan.’’‘’Kok kamu lewat sini, Val? Rumahmu di sini memangnya?’’
‘’Sampah?’’‘’Lalu apa kalau bukan sampah? Tak hanya sebutan itu, tapi juga caramu memperlakukanku!’’Separah itukah aku menyakitinya? Hingga kata semanis itu saja dianggap bagai untaian kata tak bermakna?‘’Untuk apa masih di sini? Keluar sekarang!’’ seruan Valerie membangunkan Leo dari lamunan.‘’Apa tidak boleh kalau mas di sini meski untuk sebentar?’’‘’Untuk apa lagi? Selain kamu yang berstatus sebagai ayah Ryan, kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. Kembali saja ke istrimu yang sangat kamu cintai itu, Mas.’’
Tapi kalimat Vania tak memadamkan sakit hati Leo sekarang.Alih-alih bertahan dan membalas pelukan Vania selepas kepergian Nathan, Leo memilih untuk keluar hingga membuat Vania merasa tak dianggap.Vira dan Valerie kaget, karena tiba-tiba Leo muncul dari sisi halaman yang memang cukup gelap dan baru sadar jika ada mobil Leo di sana.Mengambil Ryan dan langsung menghapus bekas bibir Nathan menggunakan tangannya.‘’Leo, apa yang kamu lakukan, Nak?’’ Vira merasa aneh dengan sikap Leo. Begitupun Valerie.‘’Anakku tidak boleh dicium sembarangan orang, Ma.’’
Di dekat jendela dengan tirai terbuka, Vania memandang rembulan sambil mengusap perutnya yang membuncit.Malam ini, benda angkasa itu sangat cantik. Putih dan terang, menyinari bumi seperti biasa, ketika malam.Alasannya tidak pernah menutup penghalang cahaya itu ialah, pemandangan tersebut selalu berhasil menghibur kegundahan Vania. Juga berbagai macam perasaan, di mana Vania merasa sedang tidak baik-baik saja.‘’Mas, jangan ditutup!’’ pekik Vania, karena Leo ingin menggeser gorden dan menutupnya.‘’Sayang, tidak baik tidur dengan tirai terbuka seperti ini.’’‘’Tapi jen
Panjang umur sekali. Kebetulan gawai pipih itu berada di atas meja, pesan masuk di ponsel Nathan tak sengaja dilihat Delia.‘’Tuh, istrimu nyariin,’’ celetuk Delia lalu kembali melihat televisi.Mas, kamu di rumah Valerie? Aku sudah di perjalanan mau ke sana.Namun Nathan malah memasukkan ponsel ke saku tanpa membalas pesan tersebut. Menganggap pemberitahuan Lili hanyalah pesan biasa.‘’Apa menurutmu Valerie sudah tidak punya perasaan terhadapku, Del?’’‘’Seratus persen sudah gak ada!’’ ucap Delia penuh percaya diri. ‘’Kamu ngapain sih nanya-nanya kayak gitu? Eh, Na