Share

193. Menyemangati

‘’Maaf mama jadi menangis.’’ Yura menghapus air matanya.

Terlalu larut dalam suasana hingga lupa tujuan ke kamar Vania.

‘’Nggak apa-apa, kok, Ma.’’

‘’Kamu gimana? Apa sudah enakan? Apa yang dirasa, Nak?’’

Vania menggeleng. Hanya sedikit pusing tapi sudah membaik. ‘’Vania malah mengkhawtirkan mama. Vania takut sakit jantung mama kambuh.’’

‘’Akhirnya ada kemajuan juga, Van. Ini semua karena San… ah, sudahlah kita jangan bahas dia.’’ Yura tak ingin membuat Vania sedih. Dan juga, sekarang dirinya sudah sembuh. Takutnya bila membahas Sandra, jantungnya malah jadi kambuh.

‘’Kamu makan, ya. Mama sudah suruh Lia bawain bubur.’’

‘’Iya, Ma.’’

Bertepatan dengan itu, Lia datang membawa mangkuk putih di atas nampan. Asapnya mengepul pertanda masih panas.

‘’Cepat sini, Lia. Nanti buburnya dingin.’’

‘’Baik, Nyonya.’’

Tertatih namun waspada sang ART menyodorkannya.

‘’Buka mulutnya, Nak.’’ Yura bersiap ingin menyuapi.

‘’Ma, Vania bisa sendiri,’’ Vania berseru ingin meraih mangkuk dari tangan Yura.

‘’
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status