Mobil hitam yang dikendarai Leo akhirnya tiba di pekarangan setelah menerjang hujan selama beberapa jam. Vania buru-buru keluar rumah untuk menyambut suaminya. Tapi yang didapati Vania hanya Leo seorang.
Berbekal payung, Vania menjemput Leo dan melihat ke dalam mobil.
‘’Loh, Valerie mana, Mas?’’
‘’Sama Delia.’’
‘’Astaga, kenapa mas biarin?’’ seru Vania dengan payung yang sekarang diambil alih oleh Leo.
Leo memimpin jalan, menggiring Vania ke halaman rumah.
‘’Memangnya kenapa, Sayang? Valerie gak pe
‘’Sayang.’’Leo menenangkan Vania. Tangis wanita itu terdengar pilu. Leo tak sampai hati untuk membiarkan Vania sendiri.‘’Sampai kapan aku harus menyembunyikan ini, Mas?’’ isaknya kencang.‘’Seumur hidup. Mau tidak mau.’’Vania langsung menoleh pada Leo. ‘’Selamanya?’’Leo mengangguk, lalu memeluk bahu Vania erat-erat. Ia tau bahwa selamanya adalah waktu yang sangat lama.Valerie telah menyatakan persetujuan, menjadi istri sirinya tanpa batas waktu. Sekarang, Vania juga harus berkorban.
‘’Ulangi sekali lagi?’’‘’Tidak ada siaran ulang!’’‘’Mas serius!’’Valerie tau Leo takut salah dengar. Karena permintaan yang diulang, biasanya akan mempengaruhi si pengucap dan menimbulkan keraguan.‘’Bukankah kita sudah sepakat sebelumnya?’’‘’Awalnya pernikahan kita hanya sampai anak ini lahir. Lalu mas memintaku menjadi simpanan. Sekarang Valerie yang ingin meminta sesuatu. Dengan mengakui Valerie sebagai istri kedua kepada keluarga.’’Leo tertegun memahami setiap kata.
‘’Kamu gila, Val!’’Delia berteriak di depan wajahnya.Bukan tanggapan seperti ini yang Valerie harapkan saat memutuskan untuk mengajak Delia bertemu di luar.Valerie ingin mendapat dukungan, bukannya reaksi terkejut seolah-olah permintaannya pada Leo beberapa jam lalu adalah sebuah hal tak masuk di nalar.‘’Memangnya salahku di mana, Del?’’‘’Memang tidak salah, sih. Aku cuma gak nyangka kalau kamu berani keluar dari sarang lalu memutuskan untuk bermain api.’’‘’Aku sudah bermain api di dalam sarang, Del. Bedanya,
‘’Mas, di mana?’’‘’Ini di depan.’’‘’Gak ada!’’‘’Coba cari lagi. Mas bisa lihat kamu dari sini.’’Dicari-cari selama beberapa detik, tapi Valerie tidak menemukan Leo di depannya. Apalagi tempat parkir itu lumayan gelap.‘’Mas, serius?’’ Valerie menoleh ke kanan dan ke kiri, masih menggenggam telepon di telinga tapi Leo tetap tidak ada.‘’Mas di ma— Akh!’’Leo muncul di belakangnya. Memelukn
‘’Kau apakan Valerie, Bajingan!’’ serunya beringas.Nathan menarik kerah dan memukuli Leo tanpa henti sampai darah segar terciprat kemana-mana. Sebagai istri, Valerie sangat-sangat tak kuasa melihat suaminya tersudut seperti itu.‘’Hentikan, Nathan. Hentikan!’’ Valerie berteriak melerai sementara Lili menarik-narik tubuh Nathan.‘’Mas, sudah! Cukup!’’‘’Dia menyentuhmu, Val. Dia menyentuhmu,’’ pekiknya sembari tak putus-putus memukul.Hati Nathan begitu sakit. Katakan, laki-laki mana yang mampu melihat wanitanya dinodai oleh orang yang selama ini mengaku sebagai
‘’Mas, bagaimana bila Nathan memberitahu Mbak Van?’’ Valerie takut bila Nathan melaporkan. Jujur. Tangisnya sekarang didominasi oleh kekhawatirannya pada Vania.‘’Tidak akan,’’ Yakin Leo dan membawa Valerie masuk ke mobil.‘’Bisa saja Nathan nekat!’’ tukasnya lagi.‘’Dia laki-laki yang memiliki harga diri tinggi, Valerie. Dan orang seperti itu bukanlah tipekal orang yang suka mengadu.’’Nathan tidak suka mencampuri urusan orang lain. Begitulah sifat Nathan yang selama ini Valerie tau. Tapi melihat seorang Nathan dengan ekspresi seperti itu, Valerie benar-benar baru melihatnya.
‘’Bagaimana, Saksi? Sah?’’‘’SAH!’’Lantunan doa-doa membahana ke seisi ruangan. Pernikahan sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat yang datang.Lili mencium tangan Nathan setelah keduanya bertukar cincin.‘’Ya ampun, kilat banget ya, Nathan.’’ Delia berseru setelah melihat rekaman video yang dikirim Lili pada Valerie.‘’Obat sakit hati itu memang menikah,’’ imbuh Delia seraya menarik diri.Barus saja Valerie ingin meletakkan ponselnya di meja sambil menahan kesedihan, sebuah pesan dari Lil
Kandungan Valerie telah mencapai usia sembilan bulan. Perutnya kian besar dan badannya mudah lelah. Namun begitu, Valerie tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dan terus datang ke rumah kedua.‘’Mas, Valerie capek,’’ ucap Valerie di telepon.‘’Ya sudah istirahat, jangan masak. Apa mau di rumah kita pakai ART?’’‘’Gak usah, Mas. Valerie tidak mau ada orang lain selain kita berdua.’’Terdengar gombal di telinga Leo, hingga laki-laki itu mengulum senyum. Padahal, Valerie hanya tidak ingin ada orang lain yang tau bahwa dia adalah istri siri Leo.‘’Kalau begitu, istir