Vania langsung pergi begitu saja, tanpa meminta izin dari Leo yang entah berapa lama akan keluar dari kamar mandi dan tanpa memberitahu kemana dia pergi.
Saat mengemudi pun, Vania dibuat tidak fokus dikarenakan Leo dan juga kondisinya.
Dokter Davi mengatakan bahwa Vania bisa hamil. Tapi kenapa hasil test pack malah menunjukkan hal sebaliknya? Vania merasa diberi harapan palsu.
‘’Dokter, tolong jangan permainkan saya. Rumah tangga saya sedang berada di ujung tanduk,’’ kata Vania saat bersitatap di ruangan pemeriksaan.
Vania sangat berharap bisa hamil. Karena dengan begitu, rumah tangganya bisa terselamatkan.
‘’Nyonya, kenyataan anda bisa memi
Dengan menjaga jarak, Vania membuntuti mobil Leo dari belakang.Jika sebelumnya Vania tidak mendengar apa-apa dari mulut Lili, mungkin Vania akan menganggap Valerie yang berada di mobil Leo sebagai pemandangan biasa. Layaknya keakraban seorang adik ipar terhadap kakak ipar.Tapi sekarang berbeda. Pengakuan Lili, membuat Vania berpikiran buruk.‘’Itu tempat siapa?’’Vania bertanya-tanya ketika mobil Leo memasuki sebuah rumah mewah di bilangan pusat kota.Butuh beberapa lama bagi Vania untuk yakin masuk ke dalam. Namun, rasa penasarannya jauh lebih besar dari pada keraguannya.
Vania mendekat ke arah sofa, dengan emosi dan tangis yang sudah tidak bisa dikontrol.Melihat bagaimana Valerie dan Leo berusaha menutupi tubuh mereka, hati Vania bagai diiris sembilu. Sakit sekali.‘’Apa yang kalian lakukan?’’ suara Vania lirih sangking terlukanya. ‘’Sayang? Mas?’’ Vania berharap bahwa tidak ada ikatan serius di antara mereka.‘’Katakan!’’Valerie diam. Sadar akan posisinya. Bila bersuara pun, tetap tidak akan membuat Vania menerima semua ini.‘’Dasar pelacur!’’PLAK!
‘’Kau wanita murahan, Valerie!’’Rasanya tidak ada kata-kata yang mampu menghabiskan amarah Vania saat ini.Valerie menyeka air mata tanpa bisa berbuat apa-apa. Di lain sisi, Valerie mulai merasakan rasa mulas pada perutnya.Namun, meski melihat Valerie mulai merintih pun, Leo tetap memeluk Vania agar tidak kembali menyerang Valerie.‘’Aku membencimu. Aku membenci kalian berdua.’’Pukulan di dada Leo tetap tidak membuat Leo melepaskan Vania. ‘’Maafkan mas, Sayang. Maaf.’’Berulang-ulang mulut Leo mengeluarkan kalimat peng
‘’Berhenti bertingkah gila.’’Alin menahan tangan Vania hingga wanita kembali menangis tersedu-sedu.‘’Rumah tanggaku hancur, Kak. Bagaimana bisa aku memperbaikinya di saat Leo sudah punya anak dari si pelacur itu?’’Dengan sabar Alin memeluk Vania, mencoba menenangkan orang yang telah ia anggap sebagai adik sekaligus sahabat.‘’Semua pasti ada jalan keluarnya.’’Ucapan Alin lantas membuat Vania menarik diri. Minuman alkohol itu lebih menenangkannya ketimbang pelukan.Alin menghela nafas panjang melihat Vania kembali mene
‘’Tenanglah, Vania.’’ Arka mengelus kepala menantunya yang terlihat rapuh.‘’Sayang, maaf, tapi Valerie tidak bisa disalahkan.’’Alasan itu lantas membuat Arka kian murka. ‘’Apa karena dia bisa melahirkan lebih dulu ketimbang Vania? Tidak papi sangka kau laki-laki tidak berhati, Leo.’’‘’Bukan begitu, Pi.’’Dengan terpaksa akhirnya Leo menceritakan semuanya dari awal. Tentang malam lamaran itu, di mana semuanya menjadi bom waktu bagi Leo.‘’Kamu bohong, Mas. Kenapa tidak jujur bila ternyata kamu memang menyukai Valerie! Kamu berselingkuh dan mem
‘’Mas Rendi?’’Leo ikut duduk menyetarakan posisinya seperti Vania.‘’Kalau malam itu Mas Rendi tidak keliru memberikan informasi, kejadian itu mungkin tidak akan terjadi,’’ ucap Leo mengenang penuh sesal.‘’Tapi tetap, aku tidak mau kamu punya istri dua, Mas! Katamu, aku satu-satunya ratu di hatimu. Tapi sekarang apa? Kamu malah memberikanku seorang selir!’’Dengan lapang dada Leo kembali menerima pukulan di tubuhnya tanpa mencegah. Vania merengek, meminta untuk tidak dimadu hingga Vania berada di titik lelah menangis dan berhenti menyakiti Leo. Vania terdiam sendiri.‘&rsq
Setelah berhasil meredam Vania dengan melakukan hubungan suami istri, Leo membersihkan tubuhnya seorang diri. Membiarkan Vania terlelap di bawah selimut.Karena ketika Leo mencoba membangunkan, Vania hanya mengerang seperti enggan untuk membuka mata.Lalu Leo melangkah ke dalam kamar mandi. Menanggalkan handuk di pinggang dan berdiri di bawah shower.Kepalanya yang berisik, sedikit tenang saat terkena hujaman air dari atas. Meski tak semua beban hilang, tapi Leo bisa bernapas lega karena masalahnya dengan Vania sudah bisa dikendalikan.Begitu selesai dan keluar dari sana, manik Leo tak sengaja melihat gawainya menyala.Ternyata banyak sekali tel
Bersama hati diliputi rasa bahagia, Leo tak henti-henti tersenyum kala memotret sang buah hati untuk dikirimkan gambarnya pada Vania. Bahwa sosok yang akan menyelamatkan rumah tangga mereka, sudah hadir.Namun telepon dari Alin lebih dulu masuk sebelum Leo sempat melakukannya.‘’Halo, Kak.’’‘’Leo, kamu di mana?’’‘’Rumah sa—’’‘’Vania mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit.’’Apa?Saat Vania terbangun dan tidak menemukan