Share

Bab 42. Kebencian yang Mendarah Daging.

"Menurut keterangan yang berhasil aku korek dari mulutnya, pelaku itu juga murid Padepokan ini sendiri. Hah! Padepokan macam apa ini? Kasihan sekali saudaraku itu, murid yang siang malam dididik untuk menjadi baik justru balik menyerangnya. Ohh … Dewata, tunjukkan keadilanmu!"

Layangsewu mendongak ke langit sambil berteriak-teriak memohon keadilan kepada Sang Maha Pemberi Keadilan. Semua murid padepokan semakin geram. Di barisan paling belakang, tepatnya untuk beberapa murid perempuan. Salah satu perempuan muda berdiri dengan suara lantang.

"Paman Layangsewu, siapakah orang yang telah membutakan hati murid penghianat itu? Tolong tunjukkan pada kami agar keadilan ini bisa ditegakkan."

Layangsewu tersenyum dingin.

"Untuk apa?" tanyanya

"Dia harus diadili sekarang juga!" jawab gadis itu lantang.

"Benar!" sahut yang lain penuh kemarahan.

"Bawa dia ke sini! Adili murid penghianat itu!"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status