Share

Pengujian Anbar Dimulai

Siku ku menempel di bahu Daffar.

Kemudian, aku menggerakkan telapak tangan ke depan dada laki-laki yang memabukkan semua orang yang melihatnya ini.

Kini telapak tangan kanan ku berada sejengkal di depan dada Daffar.

Telapak tangan ini bergerak mundur sejengkal ketika dalam pikiran ini mengukur panjang belati dua dimensi itu jika keluar dari dalam tempat bersemayamnya di tangan kanan ku.

Sejenak aku memejamkan mata.

Sampai di batas mana jika belati itu masuk dalam tubuh Daffar?

Agh!

Aku baru membayangkan, tapi mendadak rasa sakit yang terasa begitu menusuk jantung terasa.

Uh! Ternyata menusukkan belati dua dimensi itu ke jantung Daffar sama juga dengan menusukkannya ke jantung ku sendiri.

Agh!

Bagaimana ini?

Aku membuka mata dan menunduk untuk menatap wajah Daffar.

Laki-laki itu memejamkan mata dengan ekspresi wajah setenang bayi.

“Daffar,” panggilku mengusik ketenangannya.

Bola mata dalam kelopak mata yang tertutup itu bergerak-gerak, tapi mata itu tetap terpejam.

“Em,” gumamnya lembu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status