Share

Tower Terpisah Dimensi

Aku menegakkan punggung mencoba menganalisa kepanikan Sinna.

“Aa!” jerit Sinna terkejut.

Lalu, suara jeritan Sinna disusul dengan tangisan bayi.

Kedua bahuku tegang mendengar tangisan bayi comel yang biasa aku gendong itu.

“Sinna!” seruku menuntut penjelasan lebih lanjut.

Brakk!

Suara sesuatu yang terjatuh menambah kepanikanku meninggi.

“Sinna, ada apa?!” tanyaku panik.

“Cepat ke sini! Cepat!!” teriak Sinna di antara napasnya yang ngos-ngosan.

Teriakan Sinna dibarengi dengan tangisan bayinya.

Sepertinya Sinna sedang berlari sambil menggendong bayinya.

“Mereka mencarimu!” teriak Sinna dengan panik.

“Mereka? Siapa?!” tanyaku ikut panik.

“Entah, orang-orang aneh!” teriak Sinna dengan suara gemetar.

Mataku membelalak.

“Orang-orang aneh?” gumamku pelan.

Hah?!

Anbar?

Orang-orang Anbarkah?

Mereka mencariku ke tempat Sinna?

Kurang ajar!

Nggak mungkin!

“Daffar, aku harus segera pergi dari sini!” teriakku sambil menyambar tas ranselku dengan telepon masih menempel di telinga.

“Ada ap-”

Aku ngga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status