Share

Calon Pengantin Anbar

“Sebenarnya, aku juga nggak ingin melakukan itu, tapi nggak mungkin aku biarkan mereka membuatmu sebagai kelinci percobaan untuk pengujian Darah Malaikat secara langsung,” jelasnya dengan berat.

Aku menelan ludah.

“Hei,” ujarnya sambil sekilas melihat ke arahku.

“Emang ada di dunia ini di mana seorang laki-laki yang membiarkan calon pengantinnya menderita di tangan orang-orang seperti para petinggi Anbar itu?” lanjutnya sambil mengerling.

Ah!

Gimana hati ini nggak tambah berat mendengar itu?

“Lagian sang calon pengantin ini belum sempat menjawab lamaranku, jadi dalam masa menunggu itu aku tetap nggak akan membiarkan siapapun mengganggu calonku,” imbuh Daffar. Lalu, ia terkekeh.

Wajah Daffar terlihat sedikit lebih cerah, awan-awan mendung itu pelan-pelan menyingkir dari wajah ganteng itu.

Kata-kata Daffar yang harusnya membuatku bahagia sampai ke angkasa itu, saat ini justru membuatku makin sakit.

Aku harus berdiri di batas senang dan sakit yang menggurat panjang dalam hati ini.

Aku ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status