Share

Kabur

Langit Bandung yang sudah diselimuti gelap seolah turut menangis saat menyambut kedatangan Dinda. Rintik hujan yang cukup deras membuat Dinda terpaku di peron. Seolah tersadar dari lamunan, Dinda mengerjap beberapa kali menatap ke sekililing area stasiun. Penumpang yang tadi turun bersamanya dari kereta yang sama sudah mengurai. Mereka telah melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing. Kini tinggallah Dinda terpaku di pinggir rel, tempat ia tadi turun, tanpa tujuan. Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan hampir tengah malam. Dinda kebingungan. Bodohnya ia tak tau alamat pasti rumah mertuanya. Dinda pun merutuki diri karena tak mungkin menelpon mertuanya itu tengah malam begini.

Tiba-tiba ia teringat Dena—istri kakak iparnya. Gegas Dinda merogoh sling bag, mengeluarkan ponsel dan mencari nama Dena pada daftar kontak. Tak menunggu lama, Dena menjawab panggilannya.

"Hai, cantik! Apa kabar?" sapa Dena dengan suara ceria dari seberang sana.

"Assalamualaikum Teteh. Maaf Nda ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Sedih banget kau Dinda..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status