Share

Syarat Dari Dinda

"Nda kemarin ke mana?" tanya Fahri begitu ia selesai makan. Perut yang terisi dan Dinda sudah ada di hadapannya, sedikit memperbaiki suasana hatinya. Wajahnya sudah tak sepias tadi dan tatapan matanya pun sudah tak sesinis biasanya. Ia menatap sendu ke arah perempuan yang tengah sibuk dengan ponsel di meja seberang. Perempuan yang mampu meruntuhkan sikap angkuhnya.

Dinda mengangkat wajah dari ponselnya. "Ke Bandung, ketemu umi," sahut Dinda dengan nada datar.

Fahri terkesiap wajahnya kembali pias. "Umi bilang apa?"

"Ya, sama kayak uda bilang kemarin ke Nda. Kalau Nda sudah nggak kuat, silahkan saja ajukan gugatan cerai."

"Serius umi bilang gitu?" Fahri menatap Dinda tak percaya.

Dinda mengangguk. "Kata umi, nanti setelah Uda tanda tangan surat cerai itu, umi akan berembug sama tetua adat di kampung. Biar nanti pas pendaftaran pengajuan cerai bisa cepat."

Tangan Fahri reflek menjangkau tangan Dinda. "Jangan diterusin. Uda minta maaf. Nda pulang, ya," pinta Fahri masih dengan tatapan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status