Share

Pengakuan Gibran

"Bukan cuma perasaan Nda, kok. Memang aku ada rasa sama, Nda. Aku sayang sama Nda," balasnya dengan nada santai. Gibran tak lagi peduli dengan status Dinda. Toh, dari percakapan sekilas yang ia dengar semalam, nyata sudah bahwa Dinda begitu menghiba mengemis perasaan pada lelaki yang berstatus suaminya itu. Gibran tak rela, perempuan yang ia cintai sepenuh jiwa itu diperlakukan seperti itu.

Dinda terkesiap mendengar kalimat yang meluncur dengan santainya dari bibir Gibran. "Astaghfirullah, Uda. Nda sudah menikah. Nggak baik Uda ngomong kayak gitu," balas Dinda dengan perasaan bergejolak.

"Apa Nda bahagia dinikahi sama laki-laki yang nggak pernah cinta sama Nda? Perempuan itu kodratnya dicintai, bukan mengemis-ngemis untuk dicintai, Nda!" Kali ini nada suara Gibran mulai meninggi.

Dinda berusaha menelan ludahnya yang mendadak terasa kering. Mengerjapkan mata dengan cepat agar bulir hangat di netranya tak luruh. Tenggorokannya terasa tercekat. Dia tidak mengerti dari mana Gibran tau kon
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status