Share

Menepikan Perasaan

Gibran mengusap kasar wajahnya setelah Dinda keluar dari ruangan. Entah setan apa yang menghasut hingga ia berani menyatakan perasaan pada perempuan yang telah bersuami. Padahal saat Dinda resmi melepas lajang, Gibran sudah bertekad untuk melepaskan Dinda. Akan tetapi, perasaan yang selalu ia tekan, melambung ke permukaan begitu saja saat melihat wajah penuh beban Dinda.

Sementara itu di luar ruangan, Dinda berkali-kali menarik napas dan mengembuskan perlahan. Berusaha mengatur detak jantung yang terasa bagai diremas. Kenapa di saat hatinya tengah gamang seperti ini, Gibran justru mengungkapkan perasaan. Hatinya sedang lemah, tawaran Gibran tadi sangat menggoda imannya. Terlebih lagi Gibran adalah lelaki yang namanya dulu selalu ia sebut dalam doa. Keraguan tiba-tiba muncul dalam hati Dinda, bagaimana jika ini adalah cara Tuhan untuk menjawab doanya. Bukankah terkadang cara Tuhan menjawab doa hambanya salah satunya dengan menundanya.

Dinda kembali menoleh ke arah pintu ruangan yang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status