Share

Rindu 2.a

“Kenapa awak sampai marah macam tu, Rasya? Awak beri contoh kasar depan anak.” Umma duduk di kursi goyang sambil melihat taman belakang. Terlihat raut kecewa di wajah cantiknya.

“Khilaf, Umma.” Aku berdiri di dekat Umma sembari ikut melihat pemandangan.

“Baru sekali ni Umma lihat awak marah macam tu. Sampai berani rusak barang.”

“Cape, Umma. Penat. Seharian dah lelah, pulang da masalah. Tak da yang jujur pun.”

“Yang sabar lah. Ini ujian kesabaran buat awak kan?” Umma melirik dan memindaiku. “Benar awak nak ganti semua orang.”

“Tak lah.”

Umma melirik ke sisi lain. Ternyata ada Ayu yang sedang menguping di sana. Pasti Umma bicara karena mereka minta.

“Lantas macam mana kabar Alin. Dah awak hubungi?”

Aku meremas rambut. Dari semalam aku hubungi dia tapi tidak aktif. Pagi ini kucoba hubungi juga masih tak aktif. Khawatir jadinya. Apa dia sudah tiba di rumah?

“Nomornya tak dapat saya hubungi.”

“Dah telepon mertua?”

Aku semakin keras mencengkeram rambut. “Tak punya nomor mertua,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status