Share

Rindu 5.b

“Pak, di mana Pak Rasya tinggal?” tanyaku pada beliau yang sedang jaga di pintu masuk.

“Di rumah penduduk, Bu,” jawab pria berperut bulat ini.

“Tolong Antarkan saya, boleh, Pak.”

Sedetik kulihat senyum tersungging di bibir Pak Rahmat. Lalu dia berkata, “Mari saya antar!” Pria legam ini berjalan ke parkiran motor. Aku mengekor.

Dengan menggunakan roda dua, kami beriringan menuju satu rumah yang tak jauh dari GAR.

Pak Rahmat berhenti di sebuah bangunan kecil tapi resik. Tanaman stroberi berjejer di depan rumah. Dindingnya bercat seputih susu. Pak Rahmat langsung masuk. Mengucap salam, lalu membuka pintu sendiri. Aku ikut melangkah masuk.

Rumah ini memiliki dua kamar, satu ruang tamu, dan dapur. Di kamar yang paling depan, pintunya terbuka. Suamiku berbaring lemas di sana. Spring bad tanpa dipan menjadi alasnya.

Bak teremas dadaku rasanya. Jahat sekali aku ini. Membiarkan dia kesakitan begitu. Apa susahnya mengajak bicara dia baik-baik. Masa dia tak mau menerima.

Tapi bagaimana m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status