Share

Rindu 9.a

Pov Teuku Arasya

Azka mengaji dengan lantunan yang merdu. Di mushola keluarga ini, aku dan Aisha mendengarkannya. Terkadang aku merasa menjadi ayah yang tahu matangnya saja. Tak tahu bagaimana mentahnya. Tak ikut mengajar, tak ikut mendidik, tahu-tahu sudah pintar.

Azka mengakhiri bacaannya dan menutup Al-Quran.

“Pintar dia mengaji, Dik,” kataku pada ibunya.

“Dari semua ingatan yang hilang, hanya mengaji yang gak hilang, jadi hanya itu lah yang aku wariskan pada anak. Karena yang lain banyak yang lupa. Ilmu agama dan ilmu dunia semua hilang.” Aisha menceritakan itu tanpa beban, tapi aku miris mendengarnya.

“Karena uminya juara MTQ se Aceh, mungkin Allah mengabadikan ingatan yang itu. Agar adik tetap mengaji.”

“Mungkin.”

Aku meremas pundak Azka dengan bangga. Anak ini hanya lirik kanan-kiri. Memerhatikan rautku lalu ibunya. Setelah begitu banyak beban pelajarannya, dia tak lagi terlalu aktif loncat sana-sini.

“Papa sudah suruh orang buat lapangan futsal.”

“Jangan fulsal lah, P
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status