Share

Rindu 8.b

“Nanti Mama pulang.”

“Tante pasti bohong.” Aku mengusap rambut Chacha dan membujuk dia untuk segera pulang.

“Ayo, Cha. Sebentar lagi maghrib.” Aku membersihkan tangan Chacha dan menuntun tangannya untuk segera bergegas. Dia pun mau pulang meski sambil menangis pelan.

Seorang tetangga mendekatiku di depan pintu gerbang rumah Shena yang memang tak bergembok ini.

“Mbak Alina, ingatkan dong adiknya. Masa kakaknya pakai cadar adiknya jadi pelacur,” tegur Bu Teti. Aku segera menutup kuping Chacha. Astagfirullah, Bu Teti, Mulutnya. Depan anak-anak bicara begitu.

“Jangan bilang begitu depan anak kecil, Bu.” Aku bicara sesopan mungkin.

“Saya hanya mengingatkan. Kakaknya pakai cadar, seperti manusia yang paling soleh. Tapi adiknya begitu.”

Mau menanggapi tapi bingung. Membela diri pun percuma. Alhamdulillah setelah menutup diri, aku lebih bisa menjaga sikap dan bibir.

“Terima kasih atas peringatannya, Bu Teti. Saya permisi.” Aku bergegas membawa Chacha pulang.

“Lagi diajak ngomong mala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tya Muyukami
kalau tu Alana selalu buat kejuta tapi untuk Aisha gak ada tu emang gak adil kalau begitu
goodnovel comment avatar
Rohati Putri
kok belum up date thour
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
wow..kejutan apa sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status