Share

Rindu 6.b

Di hari ke dua belas ini, aku bisa berbaring di kamar Alina. Merebahkan tubuh di kamar nyaman. Kulihat lampu terang dengan melipat dua tangan di bawah kepala. Merenungi semua yang terjadi. Terkadang semua masalah bisa selesai dengan sabar. Hanya saja, sabar itu begitu sulit.

“Abang nak pijat.” Alina mendekat. Duduk di dekat kakiku.

“Boleh.”

Wanita berwajah bersih itu mulai menyimpan tangan di paha dan memijatnya terus ke bawah.

“Jadi Zikri tak nak turun tangga?” tanyanya dengan raut khawatir.

“Ya, dia teriak-teriak panggil Mama Alin di atas tangga. Tak nak turun bila tak Mama Alin yang temani.”

“Ya Allah, kasihan.”

“Tapi nak turun kan?”

“Ya, sama Azka.”

“Syukur lah, anak-anak itu mudah move on nya.”

“Papanya yang tak dapat move on.”

Alina mengencangkan pijatannya di paha. “Dasar.”

“Abang ingat terus malam terakhir kita yang panas tu.”

“Ih.” Alina memukul betis.

“Adik. Malam tu-“

“Diam!”

“Sangat bersemangat tuk—“

“Diam!”

“Habisnya, nak pergi tapi—“

“Diam!” Alina menc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
semoga Alina scptX bisa hamil..Aamiin.....
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Sedih 2 hati yg hrs berlapang dada berbagi hati suami...smg Alina sgr pny anak..klo perlu kmbar, deh...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status