Share

49 B

Tak terasa, mataku ikut menghangat. Perlahan pandangan pun buram karena cairan bening itu mulai menghalangi. Aku mengerjapkan mata dan mengalihkan pandangan agar Delon tak tahu kalau aku ikut menangis. Aku prihatin padanya, tapi tiada hak dan kewajibanku lagi untuk merangkulnya seraya mengatakan mengatakan kalau aku akan setia mendampinginya. Semuanya sudah bebeda. Di hatiku ada nama lain, lelaki terbaik menurut hatiku dan juga keluargaku. Lelaki yang akan memberikan warna hidup untukku.

“Makasih, ya, Kak. Sudah bantu jagain anak saya,” ujarku pada perempuan berseragam khusus itu. Dia menganggukkan kepala dan permisi mau melanjutkan pekerjaan.

“Eh tunggu. Ini sedikit tanda terima kasihku.”

“Gak usah, Mbak. Saya ikhlas kok. Saya permisi,” tolaknya sambl menangkupkan kedua tangan di depan dada.

“Dia tidak akan mau menerima uang pemberian orang lain, kecuali gaji karena bekerja,” timpal Bang Rian. “Dan menjaga Cici pastinya bukan pekerjaan menurutnya.”

Aku tersenyum dan memsukkan kembal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status