Share

Mulai Nyaman

“Ada apa ini, Delon? Kok gebrak meja segala?”

Andika menghampiri mejaku.

“Gak ada kok.” Aku melanjutkan makan dengan santai.

“Dia memang gak ada sopan santunnya. Apa perlu kupecat sekarang juga? Dia sudah berani tidak sopan padamu,” desis Andika. Dia mengepalkan tangan, menatap ke arah Wina yang kini sedang duduk di luar.

Ah, memang aku merasa malu dengan reaksi gadis tadi. Namun, ini salahku juga. Aku yang datang ngedeketin dia karena penasaran dan memperkeruh suasana hatinya yang mungkin saja lagi galau. Syukurlah lagi tak ada pelanggan sehingga aku tak perlu kehilangan muka di depan mereka. Kalau sama pelayan, aku tak begitu peduli karena kami memang sudah lama saling kenal.

“Sudahlah. Kamu gak usah pecat dia segala. Gak ada apa-apa kok,” tukasku.

“Yakin gak ada apa-apa?”

“Iya. Udah ah. Kamu jangan duduk di sini, nanti dia curiga kenapa kita akrab. Lebih baik pikirkan cara promosi agar kafe kita semakin rame. Jangan cuma siang saja,” titahku.

“Beres. Aku udah punya beberapa rencana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status