Share

Ketemu Mantan

“Delon, akhir-akhir ini kamu terlihat ceria, Nak. Ada apa gerangan?”

Papa tersenyum menatapku. Sepulang kerja, aku duduk di samping Papa. Kami sering saling curhat, tapi Papa paling sering mengamati perubahan sikapku. Papa begitu peka meksi aku berusaha bersikap biasa saja.

“Gak ada, Pa. Hanya senang saja bisa kerja jadi pelayan,” kilahku.

“Kamu ini aneh. Kalau untuk mengetahui karyawan yang jujur, rajin atau malas-alasan, wajar-wajar saja sih kamu menyamar jadi pelayan. Tapi kalau keterusan jadi pelayan, kok jadi aneh, ya? Harusnya pikrikan bagaimana bisnis kafemu berkembang, atau juga buka cabang baru. Kalau kamu semakin sukses, mungkin akan lebih mudah mendapatkan wanita yang cocok,” beber Papa.

“Pa, tak semua wanita suka kekayaan. Masih ada kok perempuan yang lebih menghargai lelaki miskin yang berjuang keras,” sangkalku. Salah kalau Papa berpikir semua wanita matre dan jatuh cinta jika si lelaki kaya ra

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status