Share

Tak Sembarangan Terima Uang

Sejak saat itu, aku mulai akrab dengan Wina. Aku suka mengobrol dengan gadis tomboy itu jika sedang istrirahat. Akhirnya aku baru tahu kalau dia asyik diajak ngobrol, ada saja bahan ceritanya. Bersamanya, aku sering tertawa karena dia humoris juga. Terkadang Andika mengingatkan kalau aku tidak terbawa perasaan pada gadis yang baru kukenal itu.

“Tenang saja, Bro. Kami hanya teman,” balasku.

“Sudahi sajalah penyamaranmu ini. Aku kasihan lihat kamu kerja jadi pelayan di kafe sendiri. Wina juga tak segan-segan meminta tolong sama kamu. Kalau dia tahu kamu itu owner kafe ini, pasti sikapnya lebih sopan.”

Aku tertawa renyah. Sekarang aku mulai menikamti peran ini meskipun masih bisa sesuka hati pergi jika Papa atau Mama memintaku pulang. Jika sampai Wina tahu aku adalah bos kafe ini, bukan tak mungkin kalau gadis itu malah menjauh karena mengira kalau aku tidak jujur. Aku suka gadis yang apa adanya itu, sering membantunya tanpa harus dia tahu siapa aku sebenarnya.

“Untuk hal satu ini, kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status