Share

Tak Sejahat yang Kukira

“Jadi kamu ketemu cucu Papa? Sudah sebesar apa dia?” Papa begitu antusias saat kuceritakan pertemuanku dengan Cici. Sekali seminggu, aku tetap pulang ke rumah untuk mengecek keadaan mereka berdua sekaligus melihat perkembangan kafe yang di sana. Alhamdulillah, sejauh ini Andika masih amanah menjalankan tugasnya. Pemasukan tiap bulan stabil dan cenderung meningkat.

“Iya, Pa. Keluarga Alina memang baik. Mereka mengizinkanku bertemu dan bahkan membawa Cici ke kafe baru. Ya, meskipun harus ikut sama pengasuhnya.” Kubuka handphone dan menunjukkan foto serta video kebersamaanku dengan Cici.

“Ya Allah, cantik sekali Cici. Benar-benar perpaduan antara kamu dan Alina. Papa juga jadi kangen sama dia. Kenapa gak bawa Cici ke sini, Delon?”

Aku tersenyum tipis melihat Papa sampai mengusap-usap layar ponsel. “Sebenarnya aku juga mau bawa dia ke sini, Pa. Namun, mana berani aku langsung mengajaknya. Kita saja beda kota. Terlalu ngelunjaklah, Pa. Mereka masih mengenalkanku sebagai ayah kandung Cici d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status