Share

Bimbang

“Apa kamu berpikiran buruk tentangku tadi?”

“Kenapa memangnya? Kamu akn memang orang baik,” pujiku.

“Hmm, aku yakin kamu sudah berpikir negatif saat aku mematikan ponsel setelah kamu mentransfer uangnya. Iya, kan?” sergah Elsa.

Aku tertawa sekilas dan mengangguk, padahal Elsa tak akan melihatnya. Kami sedang menlpon tanpa video.

“Kamu memang wanita menyebalkan, tapi sekaligus baik,” kekehku.

“Dan kamu laki-laki menyebalkan doang,” cetusnya.

Aku mendengkus. Wanita ini sudah dipuji, tetap saja tak mau memuji balik. Apa memang sudah sifatnya. Ah, terserahlah.

“Oh iya, mana Cici?” tanyaku kemudian.

“Nanti saja nelponnya, ya. Dia lagi sibuk ngerjain tugas.”

Aku membulatkan mulut. “Kamu bantu jaga dia dengan baik, ya. Aku percaya Alina bisa menjaga putri kami dengan penuh kasih sayang, tapi mengingat dia lagi hamil besar, pasti akan sulit menjaga dua anak sekaligus. Belum lagi ibu hamil lebih sering marah-marah dari biasanya.”

“Siap. Kamu tenang saja. Oh iya, kamu ini kan sekarang sudah suk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status