Share

50 A

Satu bulan kemudian, pernikahan antara aku dan Bang Rian dilangsungkan dengan meriah di kampungku. Ijab qobul berlangsung dengan lancar meskipun kuyakin Bang Rian sangat grogi. Terbukti dari tangannya yang dingin saat aku menyalami lelaki yang telah resmi jadi imamku itu.

Orang paling banyak dikasih nasehat adalah Bang Rian. Dalam acara memberi petuah, semua yang hadir mengingatkan agar suamiku tak pernah menyakiti istri. Ya, sesayang itu semua orang padaku

“Kamu ikutan memajukan yayasanku, ya, Lis. Jangan sampai yang sudah kita bangun dengan susah payah itu sampai tutup,” ujarku pada Lisda, sahabatku.

“Beres, Bu Kepala. Makanya nanti sering pulang kampung untuk memantau perkembangan yayasan dan juga kebun sawit Cici.”

“Aku bukan kepala yayasan lagi. Kak Sri yang akan mengurus semuanya. Dia itu sarjana dan lebih bijak untuk urusan itu semua. Kamu harus dukung kakak iparku, ya. Dan kebun, biarlah jadi urusan Bang Raka.”

“Salut salut. Ya, beginilah yang namanya bos, ya. Tak usah kerj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status