Share

Sepasang Suami-Istri

Danar kesal karena kesusahan menyuap dengan tangan kiri. Dia mendorong mangkoknya menjauh.

"Butuh bantuan?"

Lelaki berwajah lempeng itu nggak menjawab dan hanya menyeka bibirnya yang belepotan kuah seblak. Aku menarik napas melihat tingkahnya. Dia terbiasa mandiri, lengannya yang menggantung itu pasti membuatnya kesal setengah mati.

Aku menyimpan piring, dan meraih mangkok Danar. "Gue suapin sini."

Danar melirikku dengan kening berkerut. "Nggak usah. Lo makan aja."

"Ahelah! Nggak usah sok kuat. Udah, suapin Wina aja. Gue lagi males nyuapin lo," sambar Giko, menyempatkan diri menjeda kegiatan makannya.

Danar berdecak, dan dia pasrah saat aku menyodorkan sendok.

"Nah, gitu kan enak. Wina bisa sambil makan dan nyuapin lo," ujar Giko lantas tertawa. "Kalian udah mirip kayak laki dan bini. Dahlah, Win. Lo sama Danar aja. Sama-sama single, pas."

Aku dan Danar kompak mendelik. Dan hal itu membuat tawa Giko berhenti seketika.

"Ya kan kali aja jodoh gitu," ujarnya lalu kembali fokus ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status