Share

Permintaan Giko

"Win...."

Kembali aku mendengar rengekan Giko. Aku tidak peduli dan terus menyibukkan diri. Ini masih jam kerja, tapi pria itu sudah melanglang di divisi marketing.

"Gue bakal lakuin apa pun yang lo mau. Please, bantu gue kali iniii aja." Kedua tangannya menangkup di depan dada, bibirnya mencebik, menampilkan wajah sememelas mungkin.

"Enggak!"

Dan, entah ke berapa kalinya aku memberi jawaban yang sama. Bukannya aku nggak mau bantuin dia. Tapi, gimana? Permintaan tolongnya itu nggak masuk akal.

Aku melangkah keluar menuju pantri dengan Giko yang masih saja mengekoriku. Hari ini dia menjadi manusia paling menyebalkan.

"Nggak akan lama. Ini akan berakhir kalau kita tunangan."

Mataku melotot. "Lo udah gila, ya?" Aku sekonyong-konyong memutar badan, berkacak pinggang di depannya.

"Demi gue masih ada di Jakarta. Emang lo mau kalau gue dipindah ke pedalaman Sulawesi sana?" Kembali dia merengek seperti bocah.

"Kota Bau-bau bukan pedalaman, ya. Kepulauan Buton itu keren, lo bisa ke Wak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status