Share

Kencan Pertama

"Teng kyu, Bebeb Wina!"

Giko memelukku sangat erat hingga napasku terasa sesak. Aku memukul-mukul bahunya, agar dia segera melepas pelukannya. Namun, sia-sia. Dia benar-benar ingin mencabut nyawaku atau bagaimana?

Setelah hampir membunuhku, dia dengan gemas mencium ubun-ubunku baru melepas pelukannya.

Aku tersengal dan buru-buru meraup udara sebanyak-banyaknya. "Setan, lo! Lo mau bunuh gue?!" bentakku dengan mata melotot.

"Duh, Win. Jangan mendelik gitu dong, ntar kayak Suzanna di Malam Jumat Kliwon, serem."

Aku mendengus dan meliriknya dengan tatapan jengkel. Dasar manusia enggak punya ahlak. Baru juga menghirup udara bebas, Giko menarik tanganku sampai aku nyaris terjerembab. Astaga!

Dia membawaku duduk di salah satu kursi restoran yang ... lumayan berkelas daripada restoran siap saji yang biasa dia kunjungi saat masih sekolah.

"Karena lo udah setuju jadi pacar pura-pura gue, so gue mau traktir elo makanan terenak di restoran ini," ucapnya dengan wajah penuh binar.

Aku tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status