Share

Cerita Giko

Giko mendengus ketika melihatku mengusik aksinya merayu seorang cewek. Gila, ya. Bahkan pramuniaga kafe dia embat juga. Aku sontak memukul kepalanya saat dia mendekat padaku.

"Dasar playboy ayam jago. Kerja! Malah gombalin cewek," hardikku mendelik.

Tangannya mengusap bekas pukulanku. "Sakit, Win. Lo ringan tangan banget, sih? Pantes jomlo!"

Aku mendelik. "Mending juga jomlo daripada sekalinya punya pacar playboy Jatinegara kayak lo. Ngapain lo di sini?"

Giko menunjukkan sebuah donat yang tinggal setengah. "Gue tadi belum sempet sarapan makanya ke sini. Eh, ketemu Adel yang cantik dan imut," ucapnya seraya tersenyum lebar.

Ya Tuhan, mana ucapannya yang katanya mau fokus mengejar Arin?

"Mata masih jelalatan saja, sok-sok-an mau ngejar Arin." Aku menerima kopi dari penjaga konter coffebean.

"Siapa yang jelalatan coba? Tadi itu gue lagi motivasi Adel biar dia lanjut kuliah lagi. Kan sayang kalau nggak dilanjutin. Masa depannya masih panjang."

Aku mencebikkan bibir. "Modus aja lo.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status