Share

Berdamai Meski Berdarah-Darah

“Kamu kira aku anak kecil apa.” Kulempar sembarangan tongkat itu.

“Aku harus apa biar dapat maaf dari kamu?”

“Apa kamu nggak pernah ada niat buat berubah?” Aku balik memberikan pertanyaan padanya.

“Percaya sama aku, sayang. Semenjak kenal kamu, aku mulai berubah.”

Sebelah alisku terangkat. “Mulai berubah tapi kenapa masih sama?”

“Aku berusaha, nggak segampang itu keluar dari zona ini.”

“Kamu mau dengerin omongan aku?”

Dia mengangguk dengan sorot mata sayunya itu.

Aku menekan ego untuk tidak melukai yang lainnya. Tidak masalah aku berdarah-darah sendiri, rumah tangga memang tidak ada yang memiliki jalan mulus tapi kenapa semua itu menghantam di waktu kapal ini akan berlayar.

“Obat dulu luka kamu.” Aku ngeri melihat darah berceceran di mana-mana.

Belum lagi beling yang menancap di buku jari Mas Arga, apa dia tidak merasakan sakit sampai membiarkannya begitu saja.

“Jangan tinggalkan aku.” Dia menahan tanganku saat aku berbalik.

“Aku mau ganti baju.”

Melangkah menjauh namun sayup-sayup ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status