Lagi pula, daya ingat Tobi sangatlah tajam. Dia bisa dengan mudah menyebut nama setiap orang dan membuat pengaturan untuk mereka masing-masing.Sekilas, pengumuman ini terlihat sederhana, tetapi tampaknya Tobi mengetahui nama dan kemampuan semua orang dengan baik. Dia sama sekali tidak terlihat seperti direktur baru yang baru saja bergabung dengan perusahaan.Dia tahu semua nama karyawannya, begitu juga posisi mereka. Dari awal sampai akhir, dia bahkan tidak perlu mengeluarkan catatan.Ini bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh orang biasa. Tidak dipungkiri, direktur baru ini sangat menakutkan dan begitu hebat. Apalagi, dia benar-benar bekerja keras dalam mengelola perusahaan.Itu sebabnya, mereka yang memiliki kasus juga memutuskan untuk segera mengakui secara jujur."Pengumuman hari ini berakhir sampai di sini. Barang siapa yang berbakat dan kinerjanya bagus, dia pasti akan mendapat kesempatan bagus.""Bagiku, kemampuan selalu menjadi hal terpenting. Orang yang berkemampuan-lah yang b
Lantaran terus ditekan keluarganya, Widia terpaksa pergi ke Gedung Antasari. Sesampainya di sana, dia pun masuk ke ruang VIP yang sudah disepakati sebelumnya. Tak lupa dia juga telah mengirimkan nomor ruang VIP kepada Tobi.Karena Tobi sudah berpesan kepada Widia sebelumnya. Begitu sampai di sana, segera beri tahu alamatnya secepat mungkin.Melihat cucunya datang, barulah Kakek Muhar menghela napas lega. Dia pun buru-buru menyambutnya, "Widia, kamu sudah datang."Ayah dan ibunya Widia juga sangat senang. Selain mereka bertiga, di dalam masih ada Darel. Tampaknya ada sesuatu yang aneh di wajah pria itu, seolah-olah baru saja dipukul.Hanya karena luka-luka itu ditangani tepat waktu, jadi masih belum bisa dipastikan sepenuhnya.Melihat Widia datang, wajah Darel langsung berseri-seri. Walau kemunculan Tobi telah merusak rencananya untuk menyingkirkan Keluarga Saswito dan juga mendapatkan Lindy.Sebaliknya, dia justru mendapatkan kecantikan tiada tara seperti Widia, yang jelas merupakan se
Harga diri yang sempat hilang sebelumnya itu akhirnya ditemukan kembali.Dengan angkuhnya, dia langsung menyangkal, "Tentu saja bukan!"Kata-kata itu seketika membuat wajah Kakek Muhar berubah muram. Sepertinya Darel ingin mempersulit mereka.Ayah dan ibunya Widia tertegun sejenak, tetapi mereka masih berniat untuk mencairkan ketegangan itu. Bagaimanapun, mereka tidak ingin kesempatan mengubah nasib itu hilang begitu saja.Asalkan putri mereka menjadi menantu keluarga kaya di Jatra, status mereka juga akan langsung naik.Setelah menyangkal, Darel langsung melanjutkan pembicaraannya, "Kakek Muhar, terus terang saja, aku sudah akan meninggalkan Kota Tawuna besok.""Jadi, hari ini adalah kesempatan terakhir kalian.""Aku datang ke sini hanya untuk Widia. Aku harap dia meninggalkan Kota Tawuna bersamaku besok dan berangkat ke Jatra."Awalnya, Darel sama sekali tidak memiliki rencana seperti itu. Lantaran Keluarga Lianto begitu takut dan menyanjungnya terus-terusan, dia pun memutuskan untuk
Untung saja, Tobi muncul di saat-saat kritis.Apalagi, tepat di saat Widia merasa sedih dan kecewa.Sebenarnya, saat Kakek Muhar menyelesaikan pembicaraannya barusan, dia juga memperhatikan ekspresi cucunya. Dia tahu ini termasuk pukulan besar bagi cucunya.Namun, dia juga tidak punya solusi yang lebih baik lagi.Dia yakin, kelak cucunya pasti akan memahami niat baiknya.Saat itu, cucunya pasti akan berterima kasih atas semua yang telah dilakukannya hari ini.Darel juga menantikannya dengan penuh harap. Wanita sempurna di hadapannya ini sudah akan menjadi miliknya malam ini. Dalam sekejap, semua tekanan yang dia alami sebelumnya sirna begitu saja.Namun, di saat itu, malah terdengar suara Tobi dari luar pintu.Apa? Ada yang tidak setuju?Pria bodoh dari mana yang berani merusak rencana baiknya?Hanya saja, kenapa suara ini terdengar tidak asing?Ekspresi Kakek Muhar langsung berubah, begitu pula dengan ayah dan ibunya Widia.Sialan! Bagaimana Tobi bisa datang ke sini?Di mana-mana sela
"Widia, apa, apa yang kamu katakan?""Kapan kamu tidur dengan pecundang ini?""Bukankah kamu selalu tidur di rumah dan nggak pernah bermalam di luar? Oh, aku paham sekarang. Kamu sengaja mengatakan semua ini demi dia, 'kan?""Bodoh sekali. Bagaimana kalau Tuan Darel salah paham?""Dibandingkan dengan Tuan Darel, yang memiliki latar belakang keluarga hebat, tampan, dan punya kemampuan luar biasa, Tobi hanyalah pecundang. Sebenarnya apa yang kamu suka dari dirinya?" omel ibunya Widia.Mendengar itu, Widia bersiap-siap untuk membalas. Dia ingin ibunya tahu bahwa dia telah tidur dengan Tobi saat pertama bertemu dengannya. Meskipun itu semua karena pengaruh obat bius, dia juga tidak tahu bagaimana rasanya.Di saat itu, Darel terhenyak kembali. Ternyata Tuan Tobi itu Raja Naga. Dia pun buru-buru berkata, "Kakek Muhar, Bibi, kalian salah paham. Aku nggak pernah berpikir untuk bersama Widia, eh salah, Nona Widia.""Tuan Darel, apa maksudmu?""Kedatangan saya hari ini lantaran Kakek Muhar terus
"Ini, ini ....""Bagaimana bisa begini?"Dalam sekejap, Kakek Muhar, Widia, dan yang lainnya langsung tersentak. Satu per satu dari mereka tidak bisa memercayai apa yang ditangkap oleh mata mereka.Ini semua benar-benar di luar bayangan mereka.Mata ayah dan ibunya Widia terbelalak, sedangkan mulut mereka ternganga. Mereka ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tenggorokan mereka tercekat. Alhasil, tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Meski Darel dipenuhi rasa enggan dan canggung, dia tidak berani protes sedikit pun. Selesai melakukan perintah Tobi, dia juga tidak pergi begitu saja. Dia hanya bisa menatap Tobi dengan pasrah."Tu ... Tuan Tobi, sekarang kamu percaya, 'kan?""Ya, aku percaya.""Kamu sudah boleh pergi!""Baik, aku segera pergi. Terima kasih Tuan Tobi."Usai mengucapkan kata-kata itu, Darel bergegas keluar dari ruang VIP itu. Tanpa menoleh sedikit pun, dia langsung bergerak cepat meninggalkan gedung itu.Nyalinya benar-benar menciut kali ini.Dia belum pernah
"Baiklah!""Masalahnya seperti ini ...."Dalam sekejap, Hugo langsung membalikkan kebenaran ceritanya. Dia mengatakan Tobi telah menindas mereka dan merebut perusahaan mereka secara paksa. Dia ingin Darel membantu Keluarga Maharta untuk mengambil kembali aset mereka.Mendengar itu, Darel langsung berkata, "Tak disangka, ada orang yang begitu sombong dan nggak masuk akal seperti itu. Dia bahkan merebut Grup Maharta dari kalian. Kalau aku bisa membantumu mengambilnya kembali, bukankah 200 miliar terlalu sedikit?""Jadi, Tuan Darel minta berapa?""Setidaknya dua triliun!" tawar Darel langsung. Setelah menghadapi masalah serius kali ini, jika dia bisa memperoleh dua triliun, bukankah itu termasuk hasil yang bagus? Dengan begitu, dia juga bisa memberi penjelasan kepada kakeknya saat pulang nanti.Kalau tidak, hanya karena dia menyinggung Raja Naga, kakeknya pasti akan memberi hukuman berat kepadanya.Apa!Dua triliun!Wajah Hugo terlihat muram. Menyuruh mereka mengeluarkan dua triliun untuk
Saat mendengar perkataan Darel, anak buah yang membantu memesan tiket itu menjadi kebingungan.Biasanya, ke mana pun Tuan Darel pergi, dia akan selalu mengambil penerbangan kelas satu.Kebiasaan seperti ini telah dipertahankannya selama bertahun-tahun.Pernah sekali, lantaran Tuan Darel buru-buru mau berangkat, anak buahnya tidak mendapatkan kursi kelas satu dan terpaksa memesan kursi kelas ekonomi. Alhasil, Tuan Darel langsung memukulnya habis-habisan hingga kaki si anak buah patah dan pincang.Sejak itu, tidak peduli metode apa pun yang digunakan, tidak peduli biayanya lebih mahal berkali-kali lipat, mereka tetap harus memesan kursi kelas satu.Mengapa Tuan Darel malah berubah hari ini?Lantaran Darel sudah berkata demikian, anak buahnya tentu melakukan sesuai perintahnya. Untungnya, masih ada penerbangan paling awal, tetapi Darel harus berangkat ke bandara sekarang juga.Tak disangka, Darel malah memuji anak buahnya dan segera naik taksi ke bandara. Ahli bela diri yang mereka bawa s