Share

Part 40

"Ini, perempuan yang membuat kamu berpaling dari anak saya?!" Ayah tersenyum miring, menatap mencemooh ke arahku sambil mengenyakkan bokong di sofa, padahal belum dipersialakan duduk. "Dia memang cocok sama kamu, Ar. Serasi sekali. Kalau diibaratkan itu, seperti tong sampah dan tutupnya. Klop. Pas."

"Jaga bicara kamu, Bapak Tua. Kalau bertamu itu yang sopan!" sentak Siska tidak terima.

"Waw...Kamu bilang saya sedang bertamu? Ini rumah saya sendiri lho." ucap ayah terdengar enteng.

Enak saja mengaku-ngaku.

"Panggil ibu kamu. Saya mau bicara!" perintahnya sudah seperti bos besar.

"Ada apa, pak Wildan?" Belum dipanggil ibu sudah datang dan menyalami tangan ayah mertua.

"Saya mau mengambil rumah ini, Bu. Karena rumah ini dulu saya yang bangun!"

"Apa? Mau ambil rumah ini? Bapak nggak salah bicara? Ini rumah saya, karena dibangun di atas lahan saya."

"Kalau begitu, saya akan membayar tanahnya!"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status