Share

4. Jebakan

Tak terasa hampir 8 bulan Bagas di Pontianak. Hidupnya memang terasa sepi tapi dia merasa lebih baik karena sudah tak diganggu lagi oleh Nana.

Minggu kemarin dia baru saja ke Jawa mengunjungi sahabat baiknya yang baru saja menikah. Ternyata perjuangan hampir setahun lebih akhirnya sampai pelaminan juga. Bagas geleng-geleng kepala ketika mendengar Ricky pernah digigit ular karena insiden yang tak terduga. Bahkan menurutnya konyol dan tidak heroik sama sekali.

Padahal dulu mereka berlima pernah mengalami insiden jatuh dari perahu motor bersama tiga penumpang lain dan ketemu buaya muara. Ricky menjadi salah satu pahlawan penyelamat mereka. Dia dan bang Mateo berupaya mengecoh bahkan menghalau si buaya yang hendak menerkam salah satu penumpang dan berakhir dengan tertangkapnya sang buaya.

Berarti diantara semua teman sekontrakan tinggal Bagas yang belum menikah atau setidaknya memiliki pacar. Bagas menghembuskan nafas kasar. Andai hati bisa bekerja sama dengan otaknya sebenarnya Bagas ingin move on dan berusaha mencari cinta yang lain. Bagas lelah dengan perasaan cinta tak sampainya ini.

"Gas."

"Hai Gi, gimana kabar?"

"Baik. Kamu di Pontianak sekarang?"

"Iya Gi. Kamu ada urusan apa di sini?"

"Pekerjaan."

Gio adalah salah satu teman kuliah Bagas. Dia ada urusan pekerjaan di Pontianak. Keduanya larut dalam obrolan seru hampir satu jam. Kemudian keduanya berpisah karena Gio harus segera kembali ke Jawa sedangkan Bagas ada urusan juga.

🍀🍀🍀🍀🍀

"Bagas, lama tak jumpa." Nana datang menghampiri Bagas yang tengah duduk bersama Roni rekan kerjanya.

"Kamu semakin tampan saja Gas." Nana duduk di samping Bagas.

"Wah, Nana ya? Kamu juga makin cantik saja," celetuk Roni.

"Oh Hai Ron, gimana di tempat baru, betah gak?" tanya Nana.

"Betah gak betah sih. Paling gak betahnya gak bisa lihat senyum manis kamu." Roni menggombal. Sedangkan Bagas seperti biasa, cuek.

"Halo semua, wah akhirnya ngumpul di sini juga ya." Feri datang dan langsung bergabung.

"Wah Gas, kamu kok gak pernah main lagi ke Kutai. Betah disini ya?"

"Lumayan Bang, Abang gimana kabarnya?"

"Baik, sesekali mainlah kalau gak sibuk."

"Nanti aku cari waktu Bang."

Mereka berbincang lama, saat ini sedang ada acara ulang tahun perusahaan di sebuah restoran terkenal di Pontianak. Bagas cenderung diam hanya menyimak. Nana bersikap sangat manis pada Bagas tapi seperti biasa Bagas cuek.

"Wah, artisnya udah datang lihat tuh. Ckckck. Cantiknya." Roni sangat terpesona pada Mawar.

Sedangkan Bagas menoleh ke arah panggung, mau tak mau dia pun hanyut terbuai oleh suara merdu Mawar. Walaupun Bagas tak menyukai Mawar tetapi mendengar suaranya membuat hati Bagas berdesir. Suara Mawar begitu mirip dengan wanita masa lalunya. Wanita yang menjadi cinta pertama bagi seorang anak laki-laki.

Seperti biasa Nana sangat kesal sekaligus cemburu melihat bagaimana Bagas menatap penuh pemujaan pada Mawar. Nana memutuskan pergi dari situ.

🍀🍀🍀🍀🍀

Di tempat lain seorang lelaki berusia sekitar tiga puluh tahunan dan cukup tampan meminta seorang pramusaji untuk membawakan minuman yang telah diberi obat perangsang untuk sang primadona.

"Malam ini kamu harus jadi milikku Mawar," ucap Kevin dengan senyum jahat.

Tingkah lakunya diamati oleh Bara, teman sekaligus bodyguard Mawar yang sengaja diutus Iwan untuk menjaga Mawar.

"Kamu akan jadi milikku."

Hal yang hampir sama juga terjadi pada Bagas. Nana wanita yang tergila-gila dengan Bagas berencana menjebak Bagas. Dia berniat akan menggunakan akal liciknya demi mendapatkan Bagas.

"Pokoknya Bang Feri harus bantu aku. Bagaimanapun minuman ini harus diminum sama Bagas."

"Aduh Nana, kamu gila ya. Oke aku tahu kamu cinta mati sama Bagas tapi jangan kayak gini." Feri berusaha menolak.

"Kalau Bang Feri gak mau nolong Nana, Nana akan bilang ke Papa kalau Mas Feri pernah tidur sama istri simpanan Papa. Abang mau dipecat? Silakan Abang pilih mana?" ancam Nana.

"Oke. Oke. Tapi aku gak mau tahu. Jangan sampai Bagas tahu aku bantu kamu."

"Abang tenang aja. Aku gak bakalan kasih tahu asal Abang bantu aku. Gimana?"

"Oke deal."

🍀🍀🍀🍀🍀

"Kamu kayaknya lesu amat, minum ini gih."

"Apaan ini Bang?"

"Cuma air putih. Abang tahu dari tadi kamu gak berani minum karena takut isinya alkohol semua."

"Makasih Bang." Bagas meminum air dari Feri hingga tandas.

Feri tersenyum, tugasnya selesai. Walaupun ia merasa bersalah sama Bagas tapi dia lebih takut dipecat.

Ditempat berbeda, Mawar baru saja meminum air putih yang dibawakan oleh pramusaji. Tiba-tiba ada pesan lewat chat dari seseorang.

Bara : ["Kamu jangan minum air apapun, Kevin ngasih sesuatu ke minuman yang dibawa pramusaji."]

Mawar : ["Apa Bang? Aku udah minum ini. Aku pikir air putih biasa."]

Bara : ["Apa? Kamu udah minum? Oke usahakan kamu harus pergi dari situ akan kucoba mengalihkan perhatian. Kevin bener-bener licik dia sengaja bikin aku gak bisa di dekat kamu."]

Mawar : ["Iya Bang, aku akan berusaha. Tapi Abang harus bisa gimanapun caranya bantu aku."]

Bara : ["Sedang abang coba."]

Mawar segera menyambar dompetnya. Dia harus segera pergi. Begitu membuka pintu dia melihat Kevin tengah menunggunya. Mawar gugup tapi berusaha menampilkan senyum manisnya.

"Bang Kevin ada apa?"

"Aku mau ngajak kamu jalan-jalan. Ayok." Kevin langsung menggenggam tangan Mawar dan menariknya. Mawar terpaksa mengikutinya.

Sedangkan Bagas tengah berada di taman resto memandang langit sambil membayangkan Seruni. Nana datang menghampiri Bagas. Bagas merasa kesal tapi malas berdebat.

"Malam sungguh indah ya Gas. Kamu merasa gak kalau malam ini sungguh panas," ucap Nana dengan mendesah manja.

Bagas merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Rasanya panas, jantungnya berdebar, dan ada hasrat yang ingin dituntaskan. Bagas mengamati Nana, raut wajah wanita itu begitu licik. Bagas merasa apa yang ia rasakan ada hubungannya dengan wanita itu. Tapi Bagas berusaha menahan, sekaligus mencari jalan keluar meninggalkan wanita itu. Di seberang Bagas yang terjarak oleh kolam renang, ia melihat Mawar yang juga tengah merasakan apa yang dirasakan oleh Bagas. Di sampingnya terlihat Kevin yang menatap Mawar dengan tatapan lapar.

Entah kenapa tatapan Bagas dan Mawar bertemu. Mereka saling berkomunikasi lewat tatapan mata. Sama-sama menahan gairah yang luar biasa. Sama-sama mencari jalan keluar.

Mawar melihat kolam renang di depannya, refleks ide muncul di kepalanya. Ia pura-pura berjalan mendekati kolam dan berakting terkilir hingga ... Byur!

"Mawar." Kevin berteriak, ia tak bisa berenang sehingga hanya bisa berteriak dari luar kolam. Mawar berakting hendak tenggelam sehingga mengundang pengunjung lain menuju kolam.

Bagas langsung berlari dan menyeburkan diri menyelamatkan Mawar. Setelah membawa Mawar ke tepi kolam. Bagas refleks menggendong Mawar.

Bara yang sudah bisa terlepas dari para pengawal Kevin segera meminta Bagas membawa Mawar masuk ke mobil. Bara segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat acara.

Kevin marah. Lebih marah karena usahanya tidak berhasil. Harusnya tadi ia tak mengikuti kemauan Mawar berjalan menuju kolam. Mawar pasti sengaja karena ia tahu Kevin tak bisa berenang.

"Sial! Bagaimana bisa aku teledor! Aggh!"

Sedangkan Nana, dia sangat marah karena rencananya gagal. Dia membenci Mawar yang telah menggagalkan rencananya.

"Sial! Sial! Sial! Bagaimana bisa wanita itu merusak rencanaku."

Nana dan Kevin masih marah sedangkan Bagas dan Mawar merasa lega. Mereka selamat.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status