Share

Tak Mau Menyerah

Moodku berubah menjadi jelek. Tidak mungkin membahas tentang pernikahan dengan kondisi wajah ditekuk parah. 

Setelah meninggalkan Jeremy sendirian, aku melangkah menuju ruang makan. Tampak Bunda sedang menemani Ayah makan, sambil sesekali bertukar cerita.

"Bunda, Ayah, Aline pamit, ya. Takut kemalaman di jalan." 

"Gak jadi nginap?" tanya Bunda.

"Besok aja Aline mampir lagi. Gak apa-apa ya, Bunda?" 

Bunda tersenyum. "Iya. Bunda anterin kamu sampe depan, ya?" 

"Eh, gak usah, Bunda. Aline bisa, kok. Pamit ya, Ayah." 

Ayah mengangguk. Aku sebenarnya ingin bercerita tentang Jeremy, tetapi takut menyinggung perasaan mereka. 

"Kamu mau ke mana?" Jeremy mencegatku di depan ruang tamu.

"Mau pulang. Aku capek. Malas berdebat sama lelaki egois kayak kamu." 

"Aku anterin, ya? Aku takut kamu kenapa-kenapa." 

Aku mendengkus. "Jangan berlagak peduli! Apa kamu lupa, siapa yang sering

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status