Share

Bab 08 || Prasangka

Sinar matahari pagi menyelinap masuk, menerangi ruang makan keluarga Septihan, menciptakan aura yang hangat. Namun, tidak cukup untuk mencairkan suasana yang dingin. Bianca, yang sedang duduk di ujung meja memasang wajah tegang, sementara kedua matanya menyapu seisi ruangan seolah tengah mencari sasaran untuk melampiaskan kekesalannya.

“Melihatmu berjalan seperti itu, aku pikir kamu hanya berpura-pura sakit, Ameera. Ck, Sengaja bersikap lemah, agar bisa menghindari membuat sarapan dan pekerjaan rumah tangga,” cibir Bianca saat mendapati Ameera berjalan memasuki ruangan dengan langkah yang masih goyah.

Sorot mata Bianca begitu menghunus, seolah siap menguliti menantunya hidup-hidup. Tidak peduli dengan suami, ayah mertua dan putranya yang juga berada di sana, wanita paruh baya itu tidak sungkan untuk langsung menyerang Ameera dengan kata-kata tajam.

Brian, yang duduk di samping Bianca, menghela napas berat. “Cukup, Ma,” katanya dengan suara rendah. Namun sarat akan ketegasan. “Mama lup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status