Share

SAKING SENANG

20

Aku masih mematung. Kaki merasa sudah tak lagi memijak bumi. Aliran darah berhenti mengalir karena jantung terasa tak berdetak. Terlebih setelah itu….

“Pelangi tanpa Hujan.”

Pria itu menyebutkan judul novelku.

Ke-napa? Bagaimana ia tahu? Bahkan satu bait puisi dalam salah satu bab itu bisa ia bacakan dengan lancar.

Ke-kenapa bisa? Aku terus membatin.

“Percayalah, Pelangi, meski keburukan seluruh dunia kau ambil dan kau dekap untuk dirimu sendiri, di mataku kau tetaplah yang ter—”

“Stop, Om!” Aku berbalik dan mengangkat tangan. Kupindai wajah itu untuk mencari tahu kenapa ia bisa tahu begitu banyak akan novelku. Sayangnya, bahkan setelah kutatap lama pun mata itu untuk mendalami hatinya, tak ada yang kudapatkan selain tatapan datar yang tidak pernah bisa kutafsirkan.

Aku membuang pandangan saat ia malah sengaja mendekatkan wajahnya. Kulipat tangan di dada. Bagaimana aku bisa membaca pikirannya kalau aku malah salah tingkah bersitatap dengannnya dalam waktu yang lama?

“Dari mana Om t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
dini irwani
......... sesuai pulak itu antara pesan dan jwbannya
goodnovel comment avatar
Fatimah Zuhra
kalau mau Minggu gak update ya, thor?
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
ih lucu kk ,seru suka novelny lnjt lg kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status