Share

Bab 37. Amarah Bapak

Bab 37

Bapak langsung menarik tubuhku keluar dari kamar. Meskipun aku sudah dewasa, tetapi selama ini tidak berani juga melawan bapak mengingat bagaimana dulu beliau banting tulang demi menyekolahkan anak-anaknya.

Sekarang beliau sudah tua, tetapi kekuatannya melebihi aku. Kedua matanya membulat sempurna, menampilkan semburat merah di sana. Aku bisa merasakan sikap dingin bapak sampai ke ulu hati. Ibu yang berdiri di dekat kami gemetar ketakutan memeluk Tantri yang menangis.

Kenapa adikku menangis? Bukankah tadi dia masuk kamar sebelum Ulfa pulang?

"Sano, bapak tidak pernah mendidik kamu untuk menyakiti hati perempuan. Sudah berapa kali bapak peringatkan supaya kamu bertaubat, lalu kembali pada Ulfa seutuhnya, tetapi kamu tidak mau mendengarkan bapak. Kamu bahkan menipu bapak, mengatakan kalau Ulfa memberi izin dan segala tipu dayamu yang lain. Sekarang lihat, semuanya kacau balau!"

"Pak, ini benar rencana Ulfa. Ulfa bilang agar aku menyampaikan ke orang-orang kalau dia sudah mati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status