Share

Bab 84. Sebuah Kata Maaf

"Kenapa tutup mata?"

Pertanyaan Kancana semakin menakuti Ulfa. Gadis itu ingin lari, tetapi takut jika saja Kancana marah dan malah membunuh Alea. Lagi pula, posisinya saat ini sedang terkunci.

"Buka matamu, Ulfa. Aku tidak akan memukulmu!" pintanya kemudian menyandarkan balok itu di dinding dekat pintu.

"Mbak Kancana ...."

Kancana menuntun Ulfa untuk duduk di sofa, kemudian menyeret Sano sampai ke teras. Setelah itu, dia kembali masuk karena ada sesuatu yang hendak dia sampaikan.

Sebelum itu, Kancana memberitahu Ulfa kalau tadi dia ingin menemui Cantika di toko, tetapi terusik oleh teriakan Ulfa. Meski tidak yakin, dia bergerak cepat mengambil balok yang tersimpan di samping toko, berlari mendekat, lalu memberanikan diri memukul Sano dengan membayangkan lelaki itu sebagai suaminya sendiri.

Kancana paling tidak suka jika ada kekerasan dalam rumah tangga apalagi jika kejahatan itu dilakukan oleh mantan suami yang motifnya tidak jelas selain karena ingin memeras saja.

"Mbak, wajahmu ...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status