Share

Elang khawatir

"Mau pesan apa, Elang?"

"Kopi hitam saja, Ilham," jawab Elang sambil meletakkan tas di datas meja.

Fahmi memesan dua cangkir kopi hitam, dan kembali duduk di depan sahabatnya. Elang tersenyum menatap Ilham meski mereka bekerja satu pekerjaan namun ia jarang sekali bertemu. Sesaat pramusaji datang membawakan dua cangkir kopi.

"Bagaimana, Arum?" tanya Ilham sambil mengambil kopi panas meniup pelan lalu menyesapnya.

"Alhamdulillah, kalau dilihat dari luar sih dia baik-baik saja, namun entah jika hatinya."

"Kenapa?"

"Sebenarnya Arum, hamil lagi."

"Hah, Bukannya kata kamu?"

Elang tersenyum kecut. "Entahlah aku juga kurang paham, padahal dokter sudah wanti-wanti buat, Arum tak hamil lagi."

Terlihat kekecewaan dari wajah tampan Elang.

"Ya, aku mengerti. Tapi kan semua juga sudah ada yang mengatur," kata Ilham yang tak lain adalah rekan bisnisnya.

Elang hanya menarik napas dalam

"Kau kecewa? Dukunglah Arum?"

"Iya kau benar."

Elang meraih gelas dan menyesap kopinya. Terkadang, Elang mener
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status