Share

Mendukung Arum

Hawa sejuk terasa membelai kulit wajah saat Arum masih di depan Levin. Sesekali, kerudung pashmina yang menutupi kepala melambai-lambai diterpa angin sore. Arum masih terpaku oleh pengakuan Levin yang masih berada di dekatnya.

"Rum ...."

Tangan Levin terulur dan menyentuh tangan Arum yang masih berada di depannya. Levin menelan saliva seiring rasa rindu yang menyeruak. Sementara Arum menjauhkan tangannya dari Levin, ia sedikit terkejut beraninya Levin menyentuh tangannya.

"Kami permisi, Levin."

Levin menarik napas pelan. "Please sebentar lagi, Rum."

Entahlah, kali ini Arum merasakan ketidak nyamanan. Meskipun hati Levin rasanya menjadi ringan dan lebih tenang. Namun tidak dengan Arum dan sang Mama mereka begitu takut.

"Jika waktu bisa berputar aku tak akan menyakitimu, Rum." Jelasnya dengan nada serak.

Arum menghela napas dalam. Untuk beberapa saat, ia hanya terdiam.

"Aku enggak akan melepasmu, Rum."

Arum tersenyum tak enak sambil menggelengkan kepala. Entah kalimat apa yang tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status